Ribuan Kapal China dan Vietnam Serbu Laut Natuna Utara, Ini Penjelasan Bakamla

21 September 2021, 09:34 WIB
Sekretaris Utama Badan Keamanan Laut Laksda S. Irawan menyebut ada ratusan atau ribuan kapal China dan Vietnam yang memasuki perairan Indonesia di Natuna Utara /Instagram @serdadu.id/

PRIANGANTIMURNEWS - Beberapa hari terakhir geger ada ribuan kapal asing bercokol di Laut Natuna Utara.

Kapal-kapal  yang menghuni  Laut Natuna Utara merupakan kapal dari China dan Vietnam. Laut Natuna Utara merupakan wilayah perbatasan dengan Laut China selatan yang merupakan teritori Indonesia.

Menanggapi kabar tersebut, Kepala Bagian Humas dan Protokol Badan Keamanan Laut (Bakamla) Kolonel Wisnu Pramandita menjelaskan soal kondisi di Laut Natuna Utara (LNU) yang dihuni ribuan kapal asing, terutama kapal China dan Vietnam.

Baca Juga: Babisan Dipanggil Polisi Karena Bela Rakyat Miskin, Brigjen Junior Tumilaar Surati Kapolri

"Ribuan kapal asing bercokol di Laut Natuna Utara membuat geger publik di Tanah Air beberapa hari terakhir. Kapal-kapal itu dilaporkan masuk ke Natuna bagian utara, masuk Laut China Selatan (LCS), yang merupakan teritori Indonesia," kata Kolonel, Wisnu dikutip priangantimurnews.pikiran-rakyat.com dari Instagram @serdadu.id Selasa 21 September 2021.

Wisnu menyebut, bahwa kata 'ribuan' yang disampaikan oleh Sestama Bakamla Laksda TNI S. Irawan itu bermakna umum, tidak dalam waktu yang berdekatan dan juga mencakup Laut China Selatan.

"Laut Natuna Utara itu kan berbatasan langsung dengan Laut China Selatan, jadi keberadaan ribuan kapal, berjarak, tidak dalam waktu berdekatan," kata Kolonel Wisnu.

Baca Juga: 5 Statistik Premier League Cristiano Ronaldo Memuncak Sejak Kembali ke Manchester United, Prestasi dan Tujuan

Wisnu juga menyebut bahwa ribuan kapal asing China dan Vietnam yang hadir dipengaruhi faktor geografis Laut Natuna Utara yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan.

"Kita akui Laut Natuna Utara memang banyak kapal asing karena wilayah tersebut merupakan pintu masuk dari dan keluar lalu lintas kapal yang melalui Selat Sunda dan Selat Malaka," ujar, Wisnu.

Lanjut, Wisnu bahwa Bakamla sedang mengajukan rekomendasi kebijakan dan strategi guna menghadapi situasi di perbatasan laut ke Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam). Kebijakan itu termasuk menjaga perbatasan di Laut China Selatan.

Baca Juga: Prediksi Lineup Chelsea vs Aston Villa: Pratinjau, Prediksi Skor, Head To Head, Siaran Langsung Piala EFL 2021

Dalam rekomendasi yang ditujukan Kemenko Polhukam di Laut Natuna Utara menurutnya tidak hanya diperlukan kehadiran aparat, tapi juga kehadiran pelaku ekonomi,

Rekomendasi yang diajukan itu termasuk kehadiran nelayan dan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi di bawah wewenang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta kegiatan penelitian.

Bakamla dalam rekomendasinya juga menyusun rencana aksi terkait rekomendasi itu, salah satunya mendorong konsep pembentukan Nelayan Nasional Indonesia (NNI).

Baca Juga: Lima Ajaran Dari Konferensi Pers Carlo Ancelotti, Menyusul Kemenangan Real Madrid, Langkah dan Strategi Tim

"Saat ini, Bakamla tengah menyusun rencana aksi terkait rekomendasi kebijakan tersebut, salah satunya adalah mendorong konsep pembentukan Nelayan Nasional Indonesia," katannya.

Lanjutnya, konsep pembentukan Nelayan Nasional Indonesia bertujuan mendorong kehadiran pelaku ekonomi sekaligus mendukung kegiatan monitoring di wilayah penangkapan ikan di Laut Natuna Utara

Sementara itu diungkapkan Kepala Bakamla Laksamana Madya (Laksdya) Aan Kurnia menegaskan, situasi di Laut Natuna Utara tetap aman terkendali.

Baca Juga: Diskon Pajak PPNBM Diperpanjang Hingga Desember 2021

"Sekarang nelayan tidak perlu khawatir serta dapat tetap beraktivitas sebagaimana biasanya," kata Aan.

Sebelumnya, Sekretaris Utama Badan Keamanan Laut Laksda S. Irawan dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di kompleks parlemen, Jakarta, Senin 13 September menyebut bahwa ada ribuan kapal milik Vietnam dan China yang masuk perairan Natuna, dekat Laut China Selatan.

"Kapal-kapal tersebut, dianggap mengganggu aktivitas pertambangan kapal Nasional," ujarnya.

Kata Irawan, kalau kita lihat di pantauan radar atau pantauan dari Puskodal kami, sampai saat ini di daerah overlapping itu masih ada 1, 2, 3, 4, 5, 6 kapal-kapal Vietnam, pantauan radar, termasuk kapal-kapal coast guard China.

Baca Juga: Cara Mudah Cek Penerima BLT UMKM Untuk Bank BRI di eform.bri.co.id, Ikuti Langkah Ini Cair September 2021


"Begitu dilihat kasat mata ataupun langsung pengamatan udara, itu bahkan sampai ratusan, mungkin ribuan kapal yang ada di sana," ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Irawan juga menyebut ada ratusan atau ribuan kapal China dan Vietnam yang memasuki perairan Indonesia di Natuna Utara. Kapal-kapal tersebut tidak terdeteksi radar.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Instagram @serdadu.id

Tags

Terkini

Terpopuler