Satu Keluarga di Magelang Diracun Anak Sendiri, Ini Kronologi dan 5 Fakta yang Mengejutkan Terkait Kasusnya

4 Desember 2022, 17:50 WIB
Ilustrasi kopi dan teh yang berisi racun (kolase)./pixabay/ /

PRIANGANTIMURNEWS - Belum beres dengan kasus kematian satu keluarga di Kalideres, kini media sosial dihebohkan dengan kasus kematian satu keluarga di Magelang.

Berita yang cukup mengejutkan, satu keluarga di Magelang ditemukam dihabisi oleh salah satu anggota keluarganya sendiri menggunakan racun.

Diketahui racun yang dipakai pelaku adalah racun yang pelaku beli secara online.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Naik Status Jadi Level Awas dari Level Siaga, Pemerintah Berikan Himbauan Ini!

Berikut adalah rangkuman Kronologi, Temuan dan Fakta terkait Kasus Keluarga Magelang!

Kronologi kejadian:
Pada Senin, 28 November 2022 warga Dusun Prajenan Desa Mertoyudan, Magelang digegerkan dengan penemuan tiga jasad satu keluarga di dalam rumah.

Jasad-jasad yang ditemukan terdiri dari sang ayah berinisial AA (58 tahun), sang ibu berinisial HR (54 tahun) dan anak pertama mereka DK (25 tahun).

Kasus ini terungkap pertama kali dari asisten rumah tangga (ART) mereka bernama Ibu Sartinah yang datang ke rumah korban pada pukul 07.30 WIB setelah menerima telepon dari anak bungsu keluarga ini.

Diketahui anak bungsu tersebut berinisial DDS berumur 22 tahun.

Ibu Sartinah mengatakan bahwa dirinya diminta datang ke rumah korban untuk menolong keluarga tersebut.

Baca Juga: Kantor Pinjaman Online Ilegal Berkedok Kosipa di Manado Digerebek Polisi

Ketika ibu Sartinah datang kondisi ayah, ibu, dan kakak dalam keadaan pingsan di tiga kamar mandi berbeda.

Akhirnya ibu Sartinah, DDS dan seorang tetangga mengangkat ketiganya ke kasur.

Pada saat itu ibu Sartinah melihat ketiganya masih bernafas dan tubuhnya masih hangat sehingga ia berinisiatif membalurkan minyak kayu putih sebelum akhirnya mereka dibawa ke rumah sakit terdekat.

Sesampainya di rumah sakit, dokter yang menangani ketiganya kaget dan mengatakan bahwa 3 orang tersebut sudah tidak bernyawa.

Sang dokter menduga bahwa ketiganya meninggal secara tidak wajar.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi dan Luncurkan Awan Panas Sejauh 7 Kilometer

Mereka pun akhirnya memberitahu polisi dan polisi langsung datang ke TKP untuk mencari tahu apa yang terjadi dan penyebab kematian tiga anggota keluarga tersebut.

Selama proses olah TKP, polisi menemukan kasus ini mengarah ke sang anak, DDS.

Polisi menetapkan DDS selaku anak bungsu keluarga ini sebagai saksi kunci dan membawanya ke Polsek untuk dimintai keterangan.

Sejalan dengan hal itu, polisi juga melanjutkan proses olah TKP dan otopsi kepada para jasad korban.

Polisi menemukan temuan dan fakta yang cukup mencengangkan.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Bayar Utang DBH 28 Miliar!? Anne Ratna Mustika Sebagai Pemimpin Harusnya Malu!

Berikut adalah 5 temuan dan fakta terkait kasus Keluarga Magelang:

1. Tewas diracun
Menurut hasil otopsi, ahli forensik menemukan banyak sekali tanda kerusakan organ.

Saluran nafas, bibir sampai lambung ada kemerahan seperti terbakar. Bahkan ada kerusakan pada otak, jantung, paru-paru, hati dan usus.

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, dokter menyimpulkan bahwa ketiganya meminum suatu zat beracun.

Dilihat dari ciri-cirinya zat beracun itu tergolong ke dalam golongan arsenik.

Sejalan dengan hasil otopsi, dari olah TKP polisi menemukan ada sisa racun golongan arsenik di dalam sisa kopi dan teh.

Penyidik juga mendapat pengakuan dari DDS yang mengatakan bahwa dirinya memasukkan racun arsenik sebanyak 2 sendok ke dalam teh hangat dan kopi dingin yang disajikan pagi itu oleh ibunya.

DDS mengatakan pada polisi bahwa ia membeli racun itu secara online.

Atas pengakuannya ini, DDS ditetapkan sebagai tersangka.

Dari hasil riset Nessie Judge terkait kasus ini, ditemukan fakta bahwa kandungan zat beracun yang dipakai DDS sangat mematikan.

Bahkan diperkirakan bahwa durasi dari korban meminum racun itu sampai akhirnya mereka meninggal itu hanya dari rentang waktu 15-30 menit.

2. Motif Pembunuhan
Saat DDS ditetapkan sebagai tersangka utama dalam kasus ini, banyak orang terutama para tetangga yang tidak percaya DDS bisa melakukan hal sekeji itu.

Menurut pengakuan beberapa orang, DDS adalah anak baik, aktif mengikuti kegiatan masyarakat, dan rajin beribadah.

Penyidik bertanya pada DDS terkait motif pembunuhan yang dia lakukan.

DDS mengatakan bahwa dirinya sakit hati dan jengkel terhadap mereka bertiga karena tidak diperhatikan dan didesak untuk mencari pekerjaan.

Jadi, sekitar 2 bulan sebelumnya sang ayah, AA baru saja pensiun. Sang ibu, HR hanyalah seorang ibu rumah tangga.

Sementara sang kakak, DK kebetulan sudah habis masa kontrak di tempatnya bekerja. Apalagi dikabarkan bahwa DK berencana untuk menikah dalam waktu dekat.

Tapi menurut keterangan kerabat dan petugas KUA tidak ada berkas atau bukti yang mendukung pernyataan tersebut.

Dengan adanya kondisi tersebut, DDS didorong oleh keluarganya untuk mencari kerja supaya bisa membantu perekonomian keluarganya.

Bahkan menurut salah satu keterangan, DDS harus memenuhi tanggungan kebutuhan sehari-hari, biaya pengobatan orang tuanya dan hutang kepada pihak perbankan yang totalnya mencapai 500 juta.

Tetapi keterangan tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh polisi.

Baca Juga: Platform Pisodapur Sudah Aktif dan Bisa Diakses Berikut Infonya

3. Bukan percobaan pertama
Menurut informasi yang didapatkan dari wawancara, DDS melakukan hal ini bukan untuk pertama kali.

Dia pernah mencoba membunuh keluarganya pada hari Rabu, 23 November 2022.

Dia pernah mencoba membunuh dengan menggunakan sebuah zat yang dia beli di online.

Ia memasukkan racun tersebut ke dalam dawet yang ia berikan kepada ayah, ibu, dan kakaknya.

Tidak hanya ketiganya, bahkan dia juga memberikan ke beberapa kerabat dan teman-temannya.

Namun dosisnya terlalu rendah, sehingga para korban hanya mengalami mual dan muntah.

Maka dari itu, pada percobaan keduanya DDS sengaja menambah dosis racun yang ia masukkan ke dalam kopi dan teh.

4. Racun yang dipakai bukanlah zat arsenik
Awalnya polisi mengatakan bahwa penyebab kematian mereka adalah zat arsenik.

Namun pada tanggal 30 November 2022, Kapolresta mengungkapkan bahwa racun yang dipakai bukanlah racun arsenik melainkan sianida.

Saat tubuh korban diotopsi lebih lanjut, ditemukan ada racun lain di lambung korban yaitu zat golongan sianida.

Terungkap bahwa penyidik tidak hanya menemukan arsenik, tapi juga menemukan satu botol sianida yang tersimpan di mobil keluarga.

Kedua zat ini dibeli DDS dalam waktu yang berbeda.

Pertama dia membeli arsenik sebanyak 10 gram lalu hari berikutnya dia membeli sianida sebanyak 100 gram.

DDS sengaja membeli sianida setelah percobaan pertamanya menggunakan arsenik gagal.

Selain temuan-temuan yang didapatkan polisi selama penyidikan, banyak info tambahan di media sosial yang cukup mengejutkan.

Baca Juga: Manfaat Liburan Untuk Kesehatan, Ternyata Bisa Menurunkan Resiko Penyakit Jantung!

5. DDS berbohong
Dari keterangan kakaknya HR, Sukoco, diketahui bahwa DDS sudah memberikan keterangan palsu kepada polisi.

Jika dari keterangan sebelumnya, DDS mengatakan bahwa dirinya ditekan menjadi tulang punggung keluarga dan harus melunasi hutang, maka bapak Sukoco mengatakan hal yang berbeda.

Sebagai omnya, Sukoco mengatakan bahwa DDS adalah anak yang sangat dimanja oleh kedua orang tuanya.

Ibunya benar-benar menyayangi DDS apalagi semenjak DDS mengalami kecelakaan di tahun 2019.

Pernyataan ini, didukung dengan cuitan salah satu user Twitter yang tidak disebutkan namanya.

Akun tersebut mengaku pernah merawat DDS pasca kecelakaan yang menimpanya.

Baca Juga: Sinopsis dan Link Nonton Reborn Rich Episode 7 Sub Indo di Bstation, Hak Manajemen DMC

"Demi apa woi pelaku pasien homecare saya dulu, dia sempat kecelakaan sampai patah tulang operasi berkali-kali yang ngerawat lukanya saya sama teman saya, kaget banget pas baca berita kalau dia ngebunuh ortu dan kakaknya padahal mereka sayang banget sama si Dio, ingat banget saya, ibunya nangis depan saya karena sedih lihat anaknya harus bedrest total di rumah, sesayang itu Woi mereka sama si Dio, apa-apa langsung diturutin. Enggak nyangka banget setega itu ngilangin nyawa ortu sama kakaknya," tulisnya.

Belum selesai sampai disana, sekitar satu bulan sebelum kejadian, HR datang menemui bapak Sukoco bercerita bahwa anaknya, DDS, meminta uang sebesar 30 juta untuk biaya kursus bahasa Inggris selama sepuluh bulan.

Sukoco menyarankan agar HR memeriksa terlebih dahulu keberadaan tempat kursus bahasa Inggris tersebut, namun HR terlalu percaya kepada DDS anaknya.

DDS juga pernah mengaku kepada keluarganya, bahwa dirinya diterima kerja di PT KAI dan harus diklat selama 3 hari.

Setelah dicheck oleh Sukoco, rupanya nama DDS ini tidak terdaftar di dalam pegawai PT KAI dan DDS tidak memiliki surat diklat.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Hari Ini Minggu 04 Desember, Anda Cenderung Menunjukan Perasaan Egois

Sukoco mencoba memberitahu keluarganya bahwa DDS sudah berbohong, tapi keluarganya malah percaya kepada DDS.

Selain pengakuan dari om nya, ada juga pengakuan di media sosial dari akun yang mengaku sebagai sepupunya DDS.

Dia mereply salah satu tweet yang menanyakan motif pembunuhan yang dilakukan DDS kepada keluarganya, kemudian dia juga menyertakan link berita.

Dia mengatakan bahwa apa yang diberitakan adalah hoax. Si pelaku (DDS) tidaklah terbebani dengan perekonomian keluarga, karena keluarganya saja berkecukupan. Justru DDS lah yang meminta uang orang tuanya setiap bulan untuk berbagai alasan.

Dia juga mengungkapkan bahwa DDS tidak bekerja namun selalu mengaku bekerja di depan keluarganya.

Setiap hari DDS menyewa mobil Innova Reborn supaya terlihat kerja, punya mobil dinas.

Baca Juga: 10 Rumah Rusak Imbas Gempa Garut yang Terjadi Kemarin

Dia juga bercerita bahwa orang tua DDS sering bercerita ke keluarga besar, bahwa anaknya itu suka meminta uang setiap bulan hampir puluhan juta selama hampir 2 tahun.

Lebih dalam lagi, dia mengatakan bahwa ayahnya adalah pensiunan mantan Kepala Kantor Perbendaharaan Negara (KPPN) Kabupaten Grobogan.

Itulah beberapa temuan yang menyangkut kasus kematian satu keluarga di Magelang. Adakah yang membuatmu bisa menyimpulkan bagaimana kejadian sebenarnya?

Nessie mengatakan bahwa saat videonya dibuat ketiga jenazah sudah disemayamkan, sementara DDS masih mendekam di penjara dan terancam hukuman mati akibat perbuatannya.***

 

 

Editor: Muh Romli

Sumber: YouTube Nessie Judge

Tags

Terkini

Terpopuler