Penelusuran Sesar Aktif baru di Mataram, Panjang! BMKG bekerjasama dengan UGM

22 Februari 2023, 10:46 WIB
Tangkapan layar peta titik Sesar Mataram di wilayah DIY berdasarkan data pemutakhiran sesar aktif yang dilakukan BRIN. /

PRIANGANTIMURNEWS - Sesar aktif baru terdeteksi berlokasi di Mataram, Nusa tenggara Barat (NTB). Penelusuran dilakukan oleh BMKG dan UGM.

Sesar aktif baru tersebut dinamai dengan Sesar Mataram, yang dinamai oleh seorang peneliti asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Terkait penemuan sesar aktif baru tersebut, penelusuran dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta.

Baca Juga: Midtjylland vs Sporting Liga Europa: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Serta melibatkan pihak peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menelusuri sesar aktif baru tersebut yang bernama Sesar Mataram.

Tepatnya dengan para peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM.

Laporan tersebut disampaikan oleh Ayu K. Ekaristi, Staf Stasiun Geofisika Kelas I Sleman.

"Dalam waktu dekat, BMKG bekerjasama dengan UGM dalam hal ini FMIPA, Fisika, dan Geofisika UGM bersama-sama dalam Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM)," ungkap Ayu.

Baca Juga: Transfer Manchester United: Setan Merah yakin Marcus Rashford Bertahan, Luke Shaw Tekan Kontrak Baru

"Melakukan penelitian di daerah yang diduga Sesar Mataram dari hasil penelitian terdahulu," lanjutnya.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan bahwa memang kawasan tersebut dilintasi Sesar Mataram.

Tim BMKG kemudian berencana memantau kondisi tersebut untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Ayu menyampaikan mengenai metode penelitian BMKG akan menggunakan kajian ilmu geofisika beserta seismograf sebagai alat ukur.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo ingin Al Nassr untuk Merekrut Mantan Bintang Real Madrid

"Nanti akan dianalisis oleh tim untuk melihat bagaimana profil bawah permukaan. Saat ini sedang proses penggodokan penentuan lokasi titik ukur," ujarnya

Namun, BMKG Yogyakarta belum pernah mencatat aktivitas gempa di lokasi yang peneliti BRIN sampaikan tersebut.

Sebenarnya keberadaan sesar aktif dapat dideteksi ketika daerah tersebut terjadi gempa bumi beberapa kali.

"Kalau dari kacamata BMKG, belum menemukan adanya aktivitas kegempaan di lokasi tersebut," ujar Ayu.

Baca Juga: Fiorentina vs Braga UEFA Europa Conference League: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

"Mungkin dengan menggunakan pendekatan lain seperti kacamata geodesi atau pengukuran geofisika bisa lebih memperkuat apakah hasil temuan itu memang benar atau tidak," tambahnya.

Danny Hilman Natawidjaja, Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam penelitianya juga menyebutkan bahwa di DIY terdapat sesar aktif lain selain Opak.

Sesar aktif itu Denny sebut membentang dari Timur ke arah Barat, dan baru dipetakan tahun 2021 lalu dengan nama Sesar Mataram.

Serta Denny menyebut Sesar Mataram bagian timur sebelumnya disebut pula dengan nama Sesar Dengkeng.

Baca Juga: PSG Rela Jual Lionel Messi dan Neymar Jr dan Rekrut 3 Pemain Baru Demi Cegah Kylian Mbappe Hengkang

"Ini sebetulnya sudah dikenal juga sebagai Sesar Dengkeng pada waktu itu di sebelah timurnya," Ujar Denny.

"Tapi baru diketahui bahwa Sesar Dengkeng ini masih menerus ke arah barat melewati tengah-tengah Kota Yogyakarta," Lanjutnya.

"Perkembangan Terkini Pemutakhiran Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia"

Denny melaporkan penemuannya tersebut di Jakarta, tepatnya pada tangga 29 sampai 30 November 2022 dan disiarkan dalam Youtube Channel Kementerian PUPR.

Sebenarnya belum ada studi lanjutan terkait rincian tersebut namun Denny menyebut Sesar Mataram berasosiasi 'offset stream'.

Baca Juga: AS Roma vs Salzburg Babak Knockout Liga Europa: Preview, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Mengacu pada studi survei geolistrik dan pemetaan berdasarkan morfologi.

Wiwit Suryanto, Pakar Geofisika FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) mendukung rencana penelitian Sesar Mataram tersebut.

Pihaknya berkatan patahan baru di daerah DIY sangat mungkin dipicu oleh gempa lain yang terjadi sebelumnya di beberapa wilayah.

"Bumi ini kan dinamis, patahan yang dulu tidak aktif, juga bisa menjadi aktif," ungkap Wiwit.

Sementara Lilik Andi Aryanto, Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY sangat menunggu hasil kajian resmi dari BMKG tersebut.

Baca Juga: Stade Rennais vs Shakhtar Donetsk Liga Europa: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Hal tersebut akan berguna untuk penyusunan skema peta risiko bencana gempa bumi baru di wilayah Yogyakarta.***

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Antaranews

Tags

Terkini

Terpopuler