Kelompok radikalisme dalam ajarannya mengesampingkan pendekatan tasawuf. Bahkan kelompok ini mebenci adanya perbedaan atau kelompok yang berbeda.
"Kalau misalnya sekedar tidak yasinan, tidak tahlilan, tidak maulidan, itu nggak masalah, karena itu khilafiyah atau ikhtilaf dalam agama," kata Ahmad.
"Tetapi ketika dia menjustifikasi atau mengintervensi dengan justifikasi sesat, bid'ah, dan sebagainya maka itu sudah intoleran," lanjutnya.
Baca Juga: Keutamaan Sholat Tarawih Malam Ke-24, Doanya Dikabulkan
"Sikap intoleran ini adalah watak dasar daripada radikalisme yabg berujung terorisme itu sendiri," ucap Ahmad mengakhiri.***