PRIANGANTIMURNEWS- Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) meluncurkan produk era menua layanan atensi lansia. Diluncurkannya produk era manusia sejalan dengan jumlah lanjut usia yang hampir mencapai 10 persen.
"Dilain pihak, populasi lansia dalam kategori tidak mampu juga cukup besar. Secara natural, lansia merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia dan ditandai oleh gagalnya seorang untuk mempertahankan keseimbangan kesehatan dan kondisi stres fisiologisnya.
Lansia juga berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup dan kepekaan secara individual," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini pada siaran Persnya dikutif priangantimurnews.com Pikiran Rakyat Sabtu 29 Mei 2021.
Baca Juga: Hati-Hati, Ini 6 Risiko Minum Air Dingin untuk Kesehatan Tubuh
Ia menyebutkan, secara umum lansia mengalami disfungsi sosial di antaranya berhadapan dengan masalah kesehatan, serta rentan dari perilaku atau tindak kekerasan di masyarakat. Saat ini cukup banyak lansia yang sukses, sehat dan menikmati kebahagiaan bersama keluarga.
“Tidak sedikit yang mengalami kehidupan yang berat dan sulit di masa tuanya karena hidup miskin, ditelantarkan dan hidup sendiri. Untuk itulah Kementerian Sosial hadir memberi dukungan, layanan dan program untuk mewujudkan lansia yang bahagia di hari tua,” kata Mensos terkait dengan peringatan Hari Lanjut Usia (HLUN) 2021 di Jakarta 28 Mei 2021.
Mengutip data Susesnas pada Maret 2020, jumlah warga lanjut usia di Indonesia mencapai 9,92 persen (26,82 juta jiwa). Sementara, berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tahun 2019, diketahui ada sebanyak 12.990.568 jiwa lansia tidak mampu. Kemudian juga didapat sebanyak 6.703.616 lansia dalam kondisi bedridden. Lansia di dalam keluarga (10,7 juta), di luar keluarga (1,9 juta), dan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 1,1 juta.
Untuk memastikan hak-hak lansia terpenuhi, Kementerian Sosial menghadirkan Program Atensi (Asistensi Rehabilitasi Sosial bagi Lanjut Usia). Di antara layanan Atensi adalah dukungan pemenuhan hidup layak, Dukungan keluarga, Terapi (fisik, psikososial, dan terapi mental spiritual), Pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan, bantuan sosial dan asistensi sosial, dan dukungan aksesibilitas.