Mungkin karena riwayat hidup itulah yang membuat berbagai lembaga dalam dan luar negeri ingin memberinya gelar "(Doktor) Honoris Causa". Dan yang mencengangkan ternyata Jokowi menolak pemberian itu sebanyak 21 kali.
Baca Juga: Niluh Djelantik Protes pada Gubernur Bali, Mengapa Ada Diskriminasi Pekerja Event Perempuan
Penolakannya itu bukan karena kesombongan, namun lebih karena tanggung-jawab moralnya yang merasa berat harus menjaga gelar kehormatan itu.
"Buat saya berat itu. Saya ini orang bodoh kayak gini. Berat lho, jangan sampai kita mendapatkan sesuatu yang sebenarnya kita belum layak. Saya pikir-pikir dulu, ini berat." demikian suatu kali Jokowi menjelaskan.
Nampaknya ini bukan cuma soal kerendahan hati seorang Jokowi, tapi lebih karena dia telah menemukan dirinya, "jati diri"nya.
Baca Juga: Ngaku Mau Berikan Bansos, Seorang Pemuda Malah Curi Emas
Orang yang telah menemukan jati dirinya, tak merasa perlu lagi gelar, predikat, atribut, status.
Sebab jati diri itu sendiri adalah "gelar" paling bermartabat dan terhormat bagi seorang manusia. "Temukan jati dirimu," pesan dari ibu negara.***