PRIANGANTIMURNEWS- Kepulangan Sjahrir ke tanah air pada pertengahan November 1931 terasa mendadak.
Kepada rekan-rekannya di klub Mahasiswa Sosial Demokrat di Belanda, De Socialist, pemuda 22 tahun itu hanya bilang hendak pergi ke suatu wilayah berbahaya.
Sjahrir rupanya telah sepakat mengalah kepada Muhammad Hatta, ketika itu 29 tahun, senior di perhimpunan Indonesia dan teman diskusi di De Socialist.
Meski belum menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universiteit Van Amsterdam.
Baca Juga: Drama 'Why Her?' dan 'Doctor Lawyer' Tayang Perdana, Begini Perolehan Ratingnya
Ia akan pulang, Hatta, yang sudah sembilan tahun di Belanda, berniat menyelesaikan kuliah di Fakultas Ekonomi Universiteit Rotterdam lebih dulu.
Menurut Rosihan Anwar, wartawan dan simpatisan Partai Sosial Indonesia, situasi Perhimpunan Indonesia tak lagi kondusif ketika itu.
Pada Maret 1931, kelompok Abdoelmajid dan Rustam Effendi yang berhaluan komunis kian mendominasi perhimpunan.
Mereka telah mendepak Hatta dari tampuk pimpinan. Sjahrir, sekretaris perhimpunan, membela Hatta dan keluar dari organisasi bersama seniornya itu.