SEJARAH, Sjahrir dan Hatta Mendirikan Partai Pendidikan Indonesia Lebih Radikal dari Soekarno

- 4 Juni 2022, 16:17 WIB
Sutan Sjahrir.
Sutan Sjahrir. /Buku Sjahrir Peran Besar Bung Kecil

Baca Juga: 5 Calon Pengganti Paul Pogba di Manchester United, Ada Nama Kalvin Philips dan Ruben Neves

"Nama Merdeka diambil karena mereka di luar kelompok mana pun. Mereka menegaskan tujuan memerdekakan bangsanya," kata Hadidjojo Nitimiharjo, putera Maroeto Nitimiharjo, salah seorang pendiri kelompok itu.

"Golongan Merdeka" mengadakan kongres di Yogyakarta pada Februari 1932. Mereka kemudian mendirikan Partai Pendidikan Nasional Indonesia dengan ketua Sukemi.

Partai ini kemudian dikenal sebagai PNI baru atau PNI Pendidikan. Begitu tiba di tanah air, Sjahrir langsung bergabung dengan partai baru ini.

Dalam kongres di Bandung pada Juni 1932, Sjahrir ditunjuk menjadi ketua dan Sukemi menjadi wakilnya. Beberapa bulan kemudian Hatta kembali ke Indonesia dan segera mengambil alih kepemimpinan, dengan Sjahrir sebagai wakilnya.

Baca Juga: Ungkapan Kekasih Eril, Nabila Ismha Mengaku Sudah Ikhlas: Aku Ikhlas Apapun Rencana Allah

"Agar efektif, pusat kegiatan lalu dipindahkan Hatta ke Jakarta," kata Hadidjojo.

Gerakan politik Hatta dan Sjahrir melalui PNI baru justru lebih radikal daripada PNI Soekarno, yang mengandalkan mobilisasi massa. Meski tanpa aksi massa dan agitasi, organisasi ini mendidik kader-kader pergerakan.

Menurut Des Alwi, anak angkat Sjahrir, Hatta dan Sjahrir memang mengambil alih PNI baru ini hanya agar pergerakan nasional terus berlanjut.

Pada Februari 1934, pemerintah kolonial Belanda menangkap Sjahrir, Hatta, dan beberapa pemimpin partai ini. Mereka di buang ke Boven Digul, Papua.***

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Buku Sjahrir Peran Besar Bung Kecil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x