Mengharukan!! Inilah Kisah Ade Irma Suryani Nasution, yang Menjadi Perisai Jenderal Nasution

- 23 September 2022, 16:13 WIB
Ini kisah Ade Irma tentang kematian ayahnya, AH Nasution yang jadi korban G30S PKI.
Ini kisah Ade Irma tentang kematian ayahnya, AH Nasution yang jadi korban G30S PKI. /YouTube/Adi Channel/

PRIANGANTIMURNEWS- 1 Oktober 1965 merupakan hari yang kelam bagi sejarah bangsa Indonesia.

Ketika sejumlah oknum pasukan Cakrabirawa bergerak pada malam hari 30 September 1965 di beberapa tempat untuk melakukan penculikan terhadap para Jenderal Besar Angkatan Darat Republik Indonesia.

Tragedi yang kemudian kita kenal dengan sebutan pemberontakan G30S PKI, salah satu dari sekian banyak korban peristiwa itu seorang gadis cilik berusia lima tahun yang menjadi sosok pahlawan setelah menjadi perisai bagi keluarga dan bangsa Indonesia pada subuh itu, beliau adalah Ade Irma Suryani Nasution.

Baca Juga: Di Hari Tani, Mahasiswa Pertanian Unsil Lakukan Aksi Sampaikan 9 Tuntutan

Ade Irma Suryani lahir pada 19 Februari 1960 dan merupakan putri bungsu dari Jenderal Besar Abdul Haris Nasution.

Dimana sang ayah merupakan salah satu target penculikan dalam gerakan tersebut.

Diceritakan oleh putri sulung Jenderal Nasution, Hendriyanti Sahara Nasution pada acara napak tilas yang disiarkan oleh salah satu televisi swasta nasional.

Baca Juga: SIMAK, 3 Cara Basmi Kutu Rambut Semuanya Langsung Hilang

Waktu itu di rumahnya yang sederhana, Ade Irma bersimbah banyak darah di pelukan ibunya, usai terkena brondong peluru panas tembakan dari pasukan Cakrabirawa dalam jarak cukup dekat.

Waktu subuh itu Jenderal Nasution dan istri sudah terbangun, kemudian istri Jenderal Nasution yang bernama Johanes Sunarti Nasution mendengar suara gaduh di bagian depan rumah, suara derapan langkah kaki banyak prajurit.

Beliau penasaran lalu kemudian mengintip dari pintu kamarnya, saat itu beliau melihat sejumlah pasukan Cakrabirawa sudah memasuki area dalam rumah mereka, dengan senjata yang siap untuk menembak.

Baca Juga: Mantan Pemain Persib Bandung Ini Memiliki Catatan Statistik di Bali United

Pasukan Cakra yang menyeruduk rumah Jenderal Nasution membawa empat truk dan dua mobil militer yang dengan cepat menguasai pos penjagaan dan mengepung setiap sudut rumah.

Seketika Ibu Nasution langsung menutup pintu dan bergerak memanggil suaminya itu yang mau membunuh.

"Musuh datang", ungkap sang istri seperti yang diceritakan pada acara napak tilas itu,

Baca Juga: Latihan Gacor, Luis Milla Deteksi 2 Masalah Persib Vs Persija Jakarta di Laga Big Match Nanti, Cek Faktanya!

"Dan ibu saya katakan kepada bapak saya, itu yang membunuh kamu sudah datang.

Ya waktu itu, Ibu Sunarti memang sudah mengetahui bahwa suaminya ini berada dalam posisi bahaya, terutama terkait isu dewan Jenderal yang terus berkembang semakin menargetkan jenderal-jenderal tertentu yang difitnah akan melakukan kudeta.

Jenderal Nasution kaget dan ingin menghadapi pasukan yang sudah menguasai rumahnya itu, tapi tindakannya dilarang oleh sang istri.

Dalam hitungan detik tiba-tiba pintu itu didobrak dan tidak berselang lama tembakan memberondong pintu kamar.

Baca Juga: Kasus Subang Terbaru! Diduga Kuat Ada Keterlibatan, Bulak-Balik Masuk TKP, Yoris Panik?

Tiga peluru menembus pintu dan mengenai tembok dan meja kamar, dan Jenderal Nasution pun sontak melemparkan dirinya ke lantai.

Ibu Sunarti pun bertindak sigap dengan terus menahan pintu kamarnya, istri sang Jenderal juga meminta suaminya itu untuk secepatnya lari dari rumah.

Kaget mendengar tembakan, Ade Irma yang tengah tertidur pulas langsung melompat dari kasur dan memeluk kencang kaki sang ibuu.

Sementara Mardiah adik Sang Jenderal datang dari kamar sebelah kemudian Mardiah diminta oleh ibu Nasution untuk segera membawa Ade Irma ke lokasi yang lebih aman.

Baca Juga: Bek Persib Bandung, Victor Igbonefo Pakai Topeng Saat Latihan, Begini Alasannya Memakai Topeng

Sementara ibu akan mengantarkan Pak Nasution supaya bisa melarikan diri dari pasukan itu.

Ade Irma pun langsung digendong erat sang Tante dan segera dibawa pergi, namun sayang baru ingin melangkah keluar pasukan Cakra kembali menembaki pintu-pintu secara membabi-buta dan peluru pun menembus tangan sang tante, dan kemudian masuk ke tubuh Ade Irma Suryani Nasution.

Melihat buah hatinya terluka, Bu Nasution kemudian segera kembali menggendong Ade Irma sambil mengantar suaminya melarikan diri hingga ke tembok pemisah rumahnya dengan kedutaan besar Irak.

Dengan bersimbah penuh darah, Ade Irma Suryani masih tersadar dipelukan sang Ibu tercinta.

Baca Juga: Pemkot Tasik Gunakan Mobil Listrik Masih Nunggu Instruksi Pemprov Jabar

Bahkan sebelum Jenderal Nasution melompati tembok halaman rumah, ia sempat melihat Ade Irma yang menatapnya dengan pandangan penuh emosional.

Melihat pandangan penuh cinta sang ayah pun ingin kembali turun dan menyambangi anak bungsunya, namun sang istri melarang.

Tidak berselang lama, salah satu tentara melihat bayangan dan langsung melepaskan tembakan.

Yapi untungnya peluru yang ditembak tidak mengenai Jenderal Nasution, Jenderal Nasution pun menjatuhkan dirinya dari tembok pembatas rumahnya dan mengalami luka pada kedua kakinya.

Sang Jenderal berhasil selamat dari penculikan dengan sembunyi di Kedutaan Besar Irak.

Baca Juga: Jalani Naturalisasi, Sandy Walsh dan Jordi Amat Segera Gabung dan Siap Jadi Kekuatan Baru Timnas Indonesia!!

Setelah Jenderal Nasution telah berhasil dipaksa keluar dari rumah oleh ibu Nasution, Ibu Nasution langsung berlari lewat lorong belakang untuk masuk ke ruang keluarga sambil menggendong Ade Irma yang terus mengeluarkan darahnya.

Di rruang keluarga itu, ada telepon yang bisa digunakan Ibu Nasution untuk menelpon dokter dan melaporkan kejadian ini ke Pangdam Jaya.

Tapi niat Ibu Nasution tidak tercapai ketika ingin menggunakan telepon ternyata alat komunikasi itu sudah diputus dan sejumlah pasukan Cakrabirawa sudah ada di depan beliau.

Dengan nada tinggi, salah satu pasukan menanyakan keberadaan Pak Nasution.

Dibalas dengan nada tinggi, Ibu Nasution menyampaikan kalau suaminya itu sudah dua hari di luar kota.

Baca Juga: Jelang FIFA Matchday Melawan Curacao, Skuad Timnas Indonesia Semakin Kompak, Begini Kata Ketua Umum PSSI

"Kalian kemari hanya untuk membunuh anak saya", ucap Ibu Nasution penuh emosi.

Tidak berselang lama terdengar suara peluit dari depan rumah dan seketika pasukan penculik itu langsung pergi dengan membawa serta Pierre Andries Tendean bersama mereka yang kemudian turut dihabisi dan dibunuh di Lubang Buaya.

Mengutip dari buku Pierre Andries Tendean karya Mashuri para tentara itu sempat bertanya siapa Pierre Tendean ini.

Lalu ia menjawab saya Piere Tendean ajudan Jenderal Nasution.

Sayangnya pasukan penculik hanya mendengar kata Nasution dan dengan perawakan yang mirip dengan Sang Jenderal membuat Piere Tendean di bawa karena dianggap sebagai Jenderal Nasution.

Baca Juga: Bek Persib Bandung Ini Kembali Gabung Latihan, Siap Lawan Persija Jakarta di Liga 1 2022/2023

Setelah pasukan Cakra meninggalkan kediaman Abdul Haris Nasution, Ibu Nasution dan keluarga langsung membawa Ade Irma yang sudah bersimbah banyak darah ke RSPAD untuk mendapat pertolongan medis.

Setelah sempat mendapat operasi, nyawa Ade Suryani tidak dapat diselamatkan, setelah lima hari dirawat dalam kondisi kritis, karena bersarang tiga butir peluru di tubuh mungilnya.

Melihat kegigihan gadis mungil lima tahun ini, ia dalam kondisi tertentu, ia bahkan tidak mengalami pingsan, ia tidak menangis kesakitan pada ibunya seperti umumnya anak-anak yang terluka.

Ia juga tidak mengatakan Ibu adik sakit, tidak Ade Irma tidak mengatakan itu, Ade Irma juga tidak bertanya kenapa dirinya ditembak,vtetapi Ade Irma hanya terus bertanya kepada ibunya ibu ayah kemana, Kenapa ayah mau dibunuh.

Baca Juga: Biografi Lengkap Tujuh Jenderal TNI yang Menjadi Korban Saat Peristiwa G30S PKI

Anak sekecil itu seakan tidak memperdulikan luka dan kesakitan yang ada pada dirinya, walaupun sejumlah peluru telah bersarang di tubuh mungilnya, yang ia pikirkan lelah ayahnya.

Dialah yang menjadi perisai ayahnya, perisai keluarganya, dan menjadi perisai untuk bangsa ini dari keganasan pemberontakan gerakan 30 September 1965.***

Editor: Galih R

Sumber: youtube Adi Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah