Network
PRIANGANTIMURNEWS - Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur yang menewaskan 135 orang termasuk peristiwa pelanggaran HAM.
Keputusan itu disampaikan Komnas HAM setelah melakukan pemantauan dan penyelidikan tragdei Kanuruhan tersebut.
Anggota Komnas HAM M Choirul Anam mengatakan setelah melakukan serangkan penyelidikan, Komnas HAM menyimpulkan jika tragedi Kanuruhan Malang Jawa Timut merupakan peristiwa pelanggaran HAM.
Baca Juga: Pembuatan SIM akan Dipermudah, Trubus Rahadiansyah: Akan Berdampak Positif bagi Polri
"Kesimpulannya adalah peristiwa Kanjuruhan merupakan pelanggaran HAM yang terjadi akibat tata kelola yang diselenggarakan dengan cara tidak menjalankan, menghormati, dan memastikan prinsip serta norma keselamatan dan keamanan," kata anggota Komnas HAM M. Choirul Anam dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu 2 November 2022.
Choirul Anam menegaskan dalam tragedi Kanjuruhan itu ada tujuh pelanggaran HAM. Pertama, penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh aparat keamanan melalui penggunaan gas air mata.
"Penggunaan gas air mata dalam pengamanan pertandingan di dalam stadion merupakan bentuk penggunaan kekuatan berlebihan karena berdasarkan Pasal 19 aturan FIFA soal safety and security itu dilarang," ujar dia.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia FIFA 2022 Qatar, dari Penyisihan Grup, Babak 16 Besar, hingga Final
Dengan penembakan gas air mata sebanyak 45 kali, ujar Anam, tragedi Kanjuruhan menyebabkan 135 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.
Kedua, pelanggaran HAM terkait dengan hak memperoleh keadilan. Anam mengatakan bahwa pelanggaran itu muncul karena penegakan hukum yang belum mencakup keseluruhan pihak yang seharusnya bertanggung jawab dalam pelaksanaan pertandingan dan kompetisi sepak bola di Kanjuruhan pada tanggal 1 Oktober 2022.
