Mengenang Kejayaan Pangan di Masa Presiden Soeharto, Seperti Apa Sekarang?

- 13 November 2023, 08:19 WIB
Harga beras di masa Presiden ALM Soeharto dapat teratasi./Instagram/ @karnalifaisal
Harga beras di masa Presiden ALM Soeharto dapat teratasi./Instagram/ @karnalifaisal /

PRIANGANTIMURNEWS - Kebutuhan pangan yang merupakan kebutuhan pokok hidup manusia seperti beras menjadi hal yang sangat penting dalam hidup.

Selain beras banyak pula yang menjadi kebutuhan pokok seperti lauk pauk daging, telur, ikan, minyak gas dan lainnya termasuk sayur dan buah buahan.

Rakyat berharap ketersediaan kebutuhan bahan pokok ini aman termasuk harga nya pun murah. Namun apa yang terjadi sekarang ini harga harga pun pada mahal.

Baca Juga: Soeharto Cegah Indonesia Jadi Negara Komunis Atau Dalang G30S PKI?

Hal tersebut di buktikan dengan harga beras premium sudah di harga 14 ribu per kg, Cabai merah besar 80 ribu, Cabai merah kriting 80, Cabai domba 80 ribu.

Mang setiap ada kenaikan harga bahan kebutuhan pokok bukan tanpa sebab, tetapi ada penyebabnya seperti halnya akibat musim kemarau sehingga produksi beras banyak yang terhenti.

Namun jika berkacamata sejak tahun 1984, Indonesia berhasil mewujudkan swasembada beras. Bahkan Indonesia juga bisa meminjamkan beras ke negara-negara lain seperti Vietnam, Filipina, Senegal, India dan lain-lain.

Baca Juga: Cerita Mistis Dialami Juru Kunci Astana Giribangun Sebelum Meninggalnya Presiden Soeharto

Jauh sebelum mencapai swasembada beras, Indonesia harus mengimpor dalam jumlah besar pada saat itu Kepala Bulognya, Bustanil Arifin.

"Tahun 1973 dan 1974 dunia dihadapkan pada krisis pangan, khususnya beras," kata Kepala Bulog, Bustanil Arifin dikutip dari Instagram @karnalifaisal Sabtu 13 November 2023.

Pada saat itu harga beras impor naik sampai 300 persen dan sulit untuk memperolehnya di mana pun di dunia.

Baca Juga: Benarkah Tusuk Konde Ibu Tien Merupakan Kekuatan Presiden Soeharto?

Pak Harto menyetujui Bulog mengimpor beras kualitas apa saja dan berapa tinggi pun harganya asal ada yang menawarkan.

“Biarlah pemerintah mensubsidi, daripada isin (malu) kepada rakyat. Sejak itu tawaran parboiled rice pun kita beli,"kata, Presiden RI, Soeharto.

“Apapun yang terjadi, masalah-masalah non ekonomi, boleh jebol, tetapi pangan, terutama beras, harus tersedia kapan saja dengan harga yang terjangkau oleh rakyat,"ujarnya.

Baca Juga: Meninggalnya Bu Tien, Hilangnya Wahyu Keprabon Soeharto

Bulog adalah pertahanan saya yang terakhir, pertahanan ekonomi.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Instagram @karnalifaisal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x