Kita tidak bisa memandang UEFA atau Federasi sepak bola lainnya sebagai dewa yang tidak bisa dikritik. Sebab pada faktanya, banyak kasus korupsi yang menjerat para petinggi di UEFA, FIFA dan Federasi sepak bola yang saat ini menentang ESL.
Pemerhati sepak bola sejati harusnya faham, bagaimana UEFA, FIFA, dan federasi-federasi lainnya mengontrol keuangan dari sepak bola tersebut.
Pernahkan anda mendengar nama-nama seperti Gianni Infantino, Sepp Blatter, atau Michel Platini?
Atau, pernahkan anda mendengar kasus Panama Papers yang telah merugikan banyak klub karena telah semena-mena menjual hak siar Liga Champions, Liga Eropa, dan Piala Super Eropa ke Amerika Selatan?
Ya. Itu adalah sederet kasus yang menunjukkan betapa serakah dan korupnya UEFA dan FIFA.
Baca Juga: 6 Karakter R.A Kartini dalam Menyuarakan Emansipasi Wanita
Jika anda berkata bahwa ESL hanya tentang uang, memangnya UEFA tidak?
Salah besar jika anda berfikir bahwa ESL telah mencoreng sepak bola, ESL justru hendak menyelamatkannya.
ESL dibentuk untuk melawan sistem yang berlaku di UEFA yang telah lama merugikan klub. Penggemar tidak akan faham tentang hal itu.