Anies Beberkan Soal Mengapa Akhirnya Bacawapres Cak Imin, Begini Kronologinya

6 September 2023, 17:57 WIB
Situasi Politik di Indonesia Memanas Pasca Diumumkannya Duet Anies Baswedan dan Cak Imin /

PRIANGANTIMURNEWS-- Bakal calon presiden Anies Baswedan secara resmi telah bersanding dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Keputusan Cak Imin sebagai Bacawapres disandingkan dengan Bacapra Anies Baswedan ternyata tak mudah begitu saja.

Tetapi setelah melewati perdebatan yang cukup panas, hingga ada yang sampai menggebrak meja.

Baca Juga: Legowo Tak Jadi Bacawapres, AHY Doakan Semoga Anies-Cak Imin Sukses di Pilpres 2024

Lantas bagaimana cerita lengkapnya dari awal hingga akhirnya nama Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang menjadi Bacawapres Anies Baswedan.

Di sini Bacaprea Anies Baswedan akan membeberkan dari awal sampaikan akhir seperti yang ditayangkan dalam Matanajwa.


Bakal calon presiden Anies Baswedan mengatakan bahwa momen panas puncak perbedaan penentuan cawapres saat rapat di Tim 8 yang menghadirkan perwakilan Anies, NasDem, PKS dan Partai Demokrat.

Rapat berlangsung panas dan diwarnai aksi gebrak meja oleh peserta. Ia menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Selasa 29 Agustus 2023.

Baca Juga: Deklarasi Anies-Cak Imin Justru untungkan Ganjar Pranowo, Deddy: PDIP Dapat Limpahan Suara NU

Dikatakan Anies pada saat itu terjadi perbedaan pandangan antara utusan Demokrat dan NasDem di Tim 8.

Terkait dengan Bacawapres, Demokrat ingin nama AHY sebagai bakal cawapres segera dideklarasikan, sementara NasDem tak ingin deklarasi segera.

"Utusan Demokrat dan utusan NasDem terjadi perbedaan pandangan yang sangat keras, bahkan sampai gebrak meja di situ.
Apa perbedaannya? Demokrat menginginkan ditetapkan segera, NasDem menginginkan ditetapkan nanti sambil menunggu siapa tahu ada opsi lain," kata Anies dalam tayangan Mata Najwa, Senin (4/9) malam.

Anies juga mengatakan pertemuan tim 8 pun buntu. Selain itu, dalam rapat ada pernyataan bahwa Demokrat dipersilakan jika mau mencoba opsi lain.

Baca Juga: Hasto Kristianto Beberkan Alasan PDIP Tidak Mengundang Demokrat ke Puncak BBK 2023

"Itu kan dalam percakapan di tim 8 ada. Bukan keluar koalisi, mereka akan coba exercise lain. Ini mereka menunggu, kapan ini keputusannya. Di sisi lain NasDem bukan menolak AHY tapi tidak mau dideklarasikan segera," katanya.

Selain itu, Anies mengatakan usai pertemuan itu buntu, ia ditelepon untuk datang ke Kantor NasDem pada Selasa malam. Di sana, ia bertemu dengan Ketum NasDem Surya Paloh.

"Malam itu saya sedang dalam perjalanan, dilaporin pertemuan (Tim 8) yang hasilnya buntu. Saya mendapat telepon dari kantor NasDem, diminta untuk ke kantor NasDem," kata Anies.

Saat itu, ia mengaku bertemu dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Mereka pun berbincang soal kesepakatan dengan PKB.

Baca Juga: Ketum PKB Cak Imin Mau jadi Cawapres Anies Baswedan, Prabowo Cuek saja

"Ketika itu saya sampaikan, ini opsi yang tidak pernah kita pikirkan. Tak terpikirkan, saya akan bahas juga dengan teman-teman," kata dia.

Ia mengatakan saat itu Surya Paloh dihadapkan pada dua pilihan.

Pertama, berunding dengan PKS dan Demokrat, lalu kemudian bersepakat dengan PKB. Risikonya, PKB bisa saja diajak oleh koalisi lain.

Kedua, langsung membuat kesepakatan dengan PKB. Risikonya, PKS dan Demokrat bakal merasa dilewati karena tidak diajak bicara. Menurutnya, Surya Paloh memilih opsi ini.

"Ini sebuah ijtihad, kemudian Pak Surya Paloh memilih opsi ambil kesepakatan dulu, terus kemudian jelaskan, memang ada risiko, risikonya ada perasaan seperti dilewatkan, ditinggalkan," kata Anies.

Baca Juga: Nasdem Rangkul Ketum PKB Cak Imin Duet dengan Anies, Demokrat Sebut Persetujuan Secara Sepihak

Malam itu, Anies dan utusannya di Tim 8 lalu mengontak utusan PKS dan Demokrat untuk bertemu. Namun hingga dini hari, tidak ada jawaban.

"Lalu besok paginya Pak Sudirman bertemu dengan Pak Sohibul Iman dari PKS dan Pak Iftitah dari Demokrat, menyampaikan progres ini. Tujuannya untuk saya bertemu, mendiskusikan soal ini," kata dia.

Menurutnya, pihaknya lalu bertemu dengan perwakilan PKS. Ketika itu, PKS merespons positif ada partai baru di koalisi.

Namun, secara prosedural, PKS merasa tidak suka cara NasDem yang mengambil keputusan sepihak tanpa komunikasi dengan partai koalisi.

Di sisi lain, ia mengatakan saat itu tidak bisa bertemu dengan Demokrat.

Baca Juga: Update! Presiden PKS Dukung AHY Dampingi Anies sebagai Cawapres pada Pilpres 2024

"Rabu malam itu tidak dapat waktu, ya sudah kalau gitu kita cek besoknya, pagi tetap tidak ada kabar, akhirnya Kamis pagi saya putuskan ke Jombang, karena siang akan pulang. Ketika di sana, kami dapat kabar diterima jam 4 sore, tapi karena pesawat delay, digeser jam 6, kemudian pertemuan digeser lagi jam 7, dan akhirnya tidak jadi bertemu, dibatalkan pertemuannya," katanya.

Demokrat sebelumnya memutuskan untuk mencabut dukungan kepada Anies dan memilih keluar dari KPP.

Keputusan diambil usai Anies memutuskan untuk menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden.

Baca Juga: Update! Presiden PKS Dukung AHY Dampingi Anies sebagai Cawapres pada Pilpres 2024

Demokrat merasa dikhianati. Pasalnya, Anies dan NasDem sudah menandatangani piagam kesepakatan bersama dengan Demokrat, NasDem dan PKS. Tetapi Anies dan NasDem justru membuat kerja sama baru.

Selain itu, Demokrat juga mengungkapkan bahwa Anies pernah meminta AHY untuk menjadi cawapres pendampingnya di Pilpres 2024 mendatang. Permintaan dilakukan melalui panggilan telepon pada 12 Juni dan surat tertulis pada 25 Agustus.***

 

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Mata Najwa

Tags

Terkini

Terpopuler