Ilmuwan Penemu Nikuba Dibantai Habis BRIN dan Pemerintah, Aryanto: Nggak Butuh Pak

11 Juli 2023, 09:00 WIB
Aryanto misel sang penemu Nikuba, alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan (kiri) ketika bertemu dengan investor dari Italia. /Tangkap layar instagram @undercover/

PRIANGANTIMURNEWS - Seorang ilmuwan penemu Nikuba (Niku Banyu) atau alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan bernama Aryanto Misel terlanjur kecewa dengan pemerintah dan BRIN.

Dirinya mengaku bahwa penemuannya malah justru diremehkan dan juga diejek melalui pernyataan pemerintah dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) beberapa waktu lalu.

Hal tersebut tentu membuat dirinya geram, seolah prestasinya diinjak-injak oleh lembaga yang disebut sebagai motornya para ilmuwan seperti BRIN.

Baca Juga: Pengunjung Selundupkan Sabu dan Pil Koplo di Lapas Cirebon, Berhasil Digagalkan Petugas

Ilmuwan asal Cirebon kini sudah mendapatkan tawaran Go Internasional dari pabrik otomotif asal Itali bernama Ferrari.

Perusahaan besar penyedia sumber energi untuk Ferrari dan Lamborghini. Aryanto Misel beserta timnya akan melakukan perjalanan ke Milan, Italia pada 16 Juli 2023,

Serta akan melakukan presentasi hasil penemuan Nikuba tersebut pada tanggal 18 Juli 2023 mendatang.

Dalam sebuah wawancara, dirinya menyampaikan kepada publik betapa kecewanya Ariyanto kepada pihak Pemerintahdan BRIN.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir, Jelang Idul Adha 2023, Pertamina Pastikan Persediaan BBM dan LPG Jawa Bagian Barat Aman

Dirinya menyampaikan bahwa dirinya sakit hati dan menyebut pemerintah tidak sayang, karena dirinya membutuhkan dana untuk melanjutkan penelitiannya.

"Saya enggak sayang. Enggak sayang,yang penting saya ini kan istilahnya kalau dapat duit dari sana saya bisa melanjutkan riset kembali. Saya kan butuh dana juga," ungkap Ariyanto.

Dirinya menambahkan bahwa pada dasarnya dirinya tidak mau pilih kasih didanai dari pihak manapun.

"Memang saya nggak mau (pilih-pilih) didanai dari pihak manapun," ungkapnya.

Ketika dirinya ditanya terkait dengan peranan apa yang bisa diberikan oleh Pemerintah Indonesia dan BRIN.

Baca Juga: Gerhana Bulan Panumbra Terjadi Tanggal 5 Mei 2023, BRIN Sarankan Masyarakat Gunakan Kamera

Dirinya dengan tegas menyampaikan tidak butuh apa-apa, karena dirinya sudah dibantai habis pemerintah dan BRIN sebelumnya.

"Pak saya nggak butuh mereka pak. Nggak butuh. Saya sudah dibantai habis pak, nggak mau," tegasnya

Dirinya juga menyampaikan, jika penemuan tersebut sukses dan medapatkan pengakuan Internasional. Dirinya akan menjual pada pemerintah dengan harga Rp  15 miliar.

"Itu mau saya tawarkan Rp15 miliar," paparnya.

Kasus ini bukan pertama kalinya pemerintah dan BRIN memperlakukan ilmuwan yang memiliki jasa penemuan dengan sikap yang acuh dan malah justru mengekang inovasi mereka.

ALih-alih demi kesejahteraan rakyat dan kemajuan teknologi Indonesia, kondisi tersebut malah terlihat seperti sikap arogansi badan negara.

Seperti kasus yang juga menimpa ilmuwan bernama Warsito Purwo Taruno penemu alat pembunuh kanker melalui Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT).

Juga sempat dilarang oleh pemerintah Indonesia dan Kementrian Kesehatan saat itu.

Bahkan nama almarhum B.J. Habibie sebagai penemu dan ilmuwan Indonesia yang diakui internasional pun tidak tercantum di panel sejarah BRIN.

Padahal jasanya terhadap Dunia melalui penemuan rangka pesawatnya sangatlah luar biasa, namun tak tertulis ole BRIN.

Sebaliknya, anggota BRIN malah terlibat kasus penghinaan terhadap Muhammadiyah ketika perbedaan Idul Fitri 1444 H terjadi tahun 2023.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ilmuwan dan peneliti di Indonesia belum dihargai 100 persen atas jasa-jasa yang telah diberikannya.***

 

 

Editor: Muh Romli

Sumber: undercover.id

Tags

Terkini

Terpopuler