Sandi Uno: Wisata Halal Bukan Mensyariahkan Tempat Wisata

- 5 Juli 2021, 09:29 WIB
Sandiaga Salahuddin Uno cemaskan progres Pariwisata di tengah Covid-19.
Sandiaga Salahuddin Uno cemaskan progres Pariwisata di tengah Covid-19. /Instagram @sandiuno/

PRIANGANTIMURNEWS-Terminologi dan wacana "wisata halal" kerap kali memicu polemik. Terkait banyaknya kesalahpahaman tersebut, Menparekraf Sandiaga Uno turut berkomentar.

Menurut Sandi, wisata halal dalam terminologi pariwisata global disebut juga "Moslem friendly tourism atau wisata ramah Muslim.

"Bukan mensyariahkan tempat wisata, melainkan peningkatan dan perluasan layanan," kata Sandi dalam pos Instagram terbarunya, Senin (5 Juli 2021).

Baca Juga: Sandiaga Uno Intruksikan Tutup Sementara Seluruh Destinasi Wisata dan Sentra Ekonomi Kreatif

Mengutip data State of the Global Islamic Economy Report 2019, Sandi menginformasikan, jumlah pengeluaran wisatawan Muslim di dunia mencapai 12 persen dari total pengeluaran wisatawan global.

"Dari USD 1,66 triliun belanja wisatawan global, USD 200,3 miliar merupakan pengeluaran wisatawan Muslim," kata Sandi.

Ia merinci, 5 negara "Muslim traveler" dengan pengeluaran terbesar di tempati Arab Saudi, UES, Qatar, Quwait dan Indonesia.

Baca Juga: Objek Wisata di Pangandaran Mendadak Lumpuh Sejak Terpaparnya Covid-19 Sejumlah Pelaku Usaha Wisata

Menurut Sandi, besarnya potensi Indonesia untuk mengembangkan wisata halal, bukan hanya untuk menarik minat wisatawan Muslim dari negara-negara lain.

Akan tetapi juga, kata dia, untuk menggiatkan wisatawan Muslim di Indonesia agar berwisata di Indonesia saja, menggerakkan ekonomi di dalam negeri dan membuka lapangan pekerjaan.

"Oleh karena itu dalam diskusi dengan teman-teman Forum Akademisi Indonesia (FAI), saya mendukung penuh rencana pembuatan buku mengenai wisata halal yang akan menambah khazanah tentang wisata halal itu sendiri di Indonesia.***

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x