Kisah Terbentuknya Situ Gede Tasikmalaya dan Tragedi Pembunuhan Raja Muda Sumedang Prabudilaya

28 Februari 2022, 11:54 WIB
Instagram @wowtasikmalaya  Pulau di tengah Situ Gede Tasikmalaya Jawa Barat merupakan makam Eyang Prabudilayan, Raja Muda Sumedang yang dibunuh oleh kedua istrinya /My Trip.id/


PRIANGANTIMURNEWS - Situ Gede merupakan salah satu wisata alam andalan Kota Tasikmalaya Jawa Barat.

Pemandangan alam yang masih asri dan sejuk membuat para wisatawan betah untuk melakukan wisata. Apalagi di Situ geda juga ada danau yang yang cukup lebar. Para wisatawan bisa berekreasi dengan naik perahu keliling Situ Gede.

Di balik keindaham pemandangan yang indah, Situ Gede ternyata masih banyak menyimpan cerita misteri. Mulai dari asal usul pulau yang berada di tengah situ. Kemudian ada makam, lalu makam siapa. Ini tentu belum banyak yang tahu.

Baca Juga: Prediksi Peterborough United vs Manchester City, Head to Head, berita tim, Starting XI Piala FA 2021-22

Termasuk cerita mistis bahwa di situ gede ada empat ikan raksasa yang diberi tugas untuk menjaga makam yang bierada di pulau tersebut. Lalu makan siapa? kemudian ikan raksaya itu ikan apa? Bagaiana asal usulnya bisa menjadi Saitu gede. Simak pembahasan arrikel di bawah ini.


Sebagaimana dilansir priangantimurnews.com dari YouTube Ari Dwi, kisah terjadi Situ Gede terjadi berawal saat raja Sumedang Prabudilaya ingin menyelesaikan Kanuragannya, ia pergi ke Mataram untuk menuntut ilmu agama bersama istri Nyai Raden Dewi Kondang, dan anak buahnya turut serta atas permintaan sang ibu.

Sesampainya di sana sang Prabudilaya berguru dengan kiai JIwa Raga, Prabudilaya sangat cepat mempelajarinya dan sang guru kagum.

Baca Juga: Ini Ungkapan Kekecewaan Kepa Arrizabalaga Saat Gagal Eksekusi Penaliti

Sang Prabudilaya dinikahkan oleh sang guru dengan putrinya yang cantik jelita bernama Dewi Cahaya Karembong sebagai istri keduanya.

Bersamaan dengan itu sang Prabudilayan diminta untuk mencari ilmu lagi tentang Islam ke tatar Sukapura.

Dalam perjalanan meskipun pada awalnya kedua istri Prabudilaya baik baik saja, tiba-tiba istri keduanya mulai mempertanyakan sang Prabudilaya.

Karena setelah ia menikah ia pun bertanya kepada istri pertama sang Prabudilaya dan masalah mereka pun sama yaitu sama-sama belum menunaikan kewajibannya sebagai seorang istri, meski sudah menikah satu tahun lamanya.

Baca Juga: TERUNGKAP, Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Sangat Dekat, Bisa Seperti Atasan Bawahan

Meskipun hal ini sebenarnya disebabkan oleh tekunnya Prabudilaya dalam menuntut ilmu dan menjadi melupakan kewajibannya sebagai seorang suami.

Ide dan itikad buruk pun mulai muncul di pikiran kedua istrinya ini. Pikiran akan datangnya istri ketiga setelah Prabudilaya menyelesaikan perguruannya di tatar Sukapura membuat Nyai Raden Dewi Kondang Harpa dan Dewi Cahya Karembong merencanakan pembunuhan sang Prabudilaya.

Ketika Prabudilayan terlelap, kedua istri Prabudilaya menghujamkan keris di dadanya, dan dengan tanpa teriakan, tetapi kalimat asma Allah, Prabudilaya menghembuskan nafas terakhirnya. Kedua istrinya pun berencana menguburkan jenazahnya. Setelah berjalan hingga tiba di suatu rawa-rawa.

Ketika para pelayannya yang disuruh menggali selesai, mereka berdua pun dibunuh untuk menutupi jejak kedua istri Prabudilaya ini. Mereka dikuburkan bersama di rawa-rawa ini yang memang tersembunyi.

Baca Juga: Ganggu Ketertiban dan Keamanan, Sat Pol PP  Depok Tangkap RoboCop

Purnama telah berganti, namun tak ada kabar sang Raja Muda di Sumedang sejak ia pergi ke Mataram. Sang Ibu yang khawatir pun mengutus adik sang Prabudilaya untuk menelusuri sang kakak. Hingga sampai di tatar Sukapura, Ia tidak bisa menemukan keberadaan maupun kabar sang kakak karena memang makamnya tersembunyi.

Ketika hendak berniat pulang, Adik sang Prabudilaya ini malah mengikuti sayembara melawan seekor singa, hingga menang dan akhirnya dinikahkan dengan putri penguasa daerah.

Hal ini pun membuatnya lupa akan pulang ke Sumedang. Pada akhirnya, karena Sang Ibu masih mengharapkan pulang kedua anaknya, Ia sendiri lah pergi menelusuri jejak anaknya. Dari Mataram Ia mengetahui bahwa kedua anaknya ini pergi ke tatar Sukapura.

Baca Juga: 5 Ciri-ciri Weton Yang Disukai Khodam Harimau Putih, Apakah Anda Termasuk di Sini?

Sepanjang perjalanan menuju ke Sukapura, Ia memanjatkan doa kepada Allah SWT agar kedua anaknya dapat ditemukan.

Dengan izin Allah, sesampainya di Sukapura ia berakhir di rawa-rawa tersembunyi tadi dan melihat cahaya yang memancar dari dalam gundukan tanah.

Berdoa dan memohon petunjuk Allah, akhirnya didapatkanlah petunjuk bahwa di dalamnya ada jenazah Prabudilaya dan kedua pelayannya.

Air mata sang ibu tak tertahankan, berurai deras ke tengah gundukan tanah tempat Pewaris Tahta Sumedang terkubur.

Baca Juga: Lama Nggak Punya Anak? Ini 5 Manfaat Buah Delima untuk Kesuburan agar Cepat Hamil

Doa pun ia panjatkan agar terlindung makam putranya, maka air rawa di sekitar makam ini pun naik beberapa meter hingga menyisakan makam sebagai pulau di tengahnya. Ada bisikan kepada sang Ibu untuk menancapkan tongkat yang dibawanya, hingga tumbuhlah pohon-pohonan rimbun di pulau itu.

Pada saat akan pulang menyebrangi rawa yang sudah menjadi danau, ada empat ekor ikan yang sang Ibu beri nama si Gendam, si Kohkol, si Genjreng, dan si Layung dan diberi tugas untuk menjaga makam sang Prabu dari tangan-tangan jahil yang mengganggunya.

Ketika bertemu dengan dua penduduk lokal saat hendak berangkat, sang Ibu berpesan : "Mugi aranjeun kersa titip anak kuring dipendem di eta nusa, jenengannana sembah dalem Prabudilaya, wangku ka prabonan di Sumedang mugi kersa maliara anjeuna dinamian juru kunci (kuncen) jeung kami mere beja saha anu hoyong padu beres, nyekar ka anak kami oge anu palay naek pangkat atawa hayang boga gawe kadinya, agungna Allah cukang lantaranana sugan ti dinya.

Baca Juga: Hati-hati dengan Orang Pemilik 3 Zodiak Ini, Berzodiak Bermuka Dua Paling Handal Penipu

” Yang artinya : "Semoga kalian bersedia untuk dititipi anak saya yang dimakamkan di pulau itu, namanya Sembah Dalem Prabudilaya, yang memegang tampu ke prabuan di Sumedang semoga kalian bersedia untuk memeliharanya, dan saya memberitahukan kepada siapapun yang berselisih ingin beres, atau naik pangkat juga ingin punya pekerjaan silahkan Nyekar ke sana, agungnya kepada Allah SWT semoga sareatnya dari sana.”

Hingga saat ini, kawasan Situ Gede masih memiliki juru kunci, dan konon katanya di kedalaman air Situ Gede memang terdapat ikan-ikan raksasa penjaga makam Eyang Prabudilaya.***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: YouTube Ari Dwi

Tags

Terkini

Terpopuler