Wah Ternyata Begini!! Asal Usul Majalengka

- 27 Februari 2022, 12:56 WIB
Kota Majalengka Provinsi Jawa Barat.
Kota Majalengka Provinsi Jawa Barat. /Instagram @majalengkanetmedia/

PRIANGANTIMURNEWS- Asal-usul Majalengka kisah dari Provinsi Jawa Barat Kabupaten Majalengka terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan berbatasan dengan Kabupaten Cirebon.

Sebagaimana dilansir priangantimurnews.com dari Youtube Dongeng Kita, Kabupaten yang dikenal kota seribu Curug karena memiliki banyak Curug atau air terjun ini juga dikenal dengan julukan kota angin.

Konon katanya di Majalengka angin berhembus lebih kencang dari daerah lain, sebagaimana di daerah lain Majalengka juga memiliki kisah asal usul Mengapa diberi nama Majalengka.

Baca Juga: Seo Ye Ji Meminta Maaf Secara Resmi atas Kontroversi Hubungannya dengan Kim Jung Hyun, Hampir Setahun Berlalu

Pada zaman dahulu berdiri Sebuah kerajaan bernama kerajaan Fanida, rakyat di kerajaan ini hidup aman dan makmur kerajaan ini dipimpin seorang Ratu yang sangat cantik bernama Ratu Sindangkasih ada yang menyebutnya ratu ayu rambut kasih.

Selain cantik rupawan Ratu Sindangkasih juga memiliki ilmu lahir dan ilmu batin ia mampu meramal sesuatu yang akan terjadi,

Para Senopati kerajaan pun tunduk pada titah sang ratu bahkan karena wibawanya para Senopati dan rakyat pagedagan tidak ada yang berani menatap Ratu Sindangkasih.

Kebijaksanaan dan keadilan Ratu Sindangkasih membuat rakyat kerajaan pagedagan hidup aman dan tentram, para petani maupun pedagang merasa tenang menggarap pekerjaannya karena tidak ada pencuri dan perampok yang mengganggu.

Baca Juga: Asal Usul Reog Ponorogo, Ternyata dari zaman Kerajaan Kediri

Dalam menjalankan pemerintahannya Ratu Sindangkasih dibantu oleh para Senopati yang mahir dalam bidang kesejahteraan dan keamanan rakyat,
Diantaranya ki geden cigobang, dan Ki Gedeng Kulur.

Pada suatu hari Ratu Sindangkasih mengadakan pertemuan di Pendopo untuk berunding.
Pertemuan itu dihadiri oleh para Senopati, hulubalang kerajaan dan rakyat kerajaan,

“Para Senopati dan rakyatku semuanya tidak lama lagi kerajaan akan mendapat cobaan, Oleh karena itu semua orang waspada dan siap siaga menghadapi malapetaka yang akan dating,”

“Lindungilah rakyat dari bencana yang mengancamnya, Tenangkan hati rakyat supaya mereka tentram mengerjakan tugas masing-masing dengan baik, tapi kalau ada utusan dari kerajaan lain yang akan bersahabat dan bekerjasama trimalah dengan baik dan ramah tamah,”

“Mengerti yang lebih menekanku sebentar lagi akan ada tamu orang ini berbadan tegap dan cakap, tetapi ia akan menimbulkan bencana akan tetapi semua rakyat penyanyi dagang tidak akan mendapat bencana itu,”

“Namun setelah kerajaan ini terlepas dari tangan kami, rakyat akan berubah keyakinan dan kepercayaan sekian nasehatku, sekarang kalian boleh pergi meninggalkan pertemuan ini dan silahkan melanjutkan lagi pekerjaan masing-masing dengan aman dan tentram.”

Baca Juga: Sejarah Asal Usul Pantai Karang Nini Pangandaran, Ada Kisah Cinta Sehidup Semati Dua Insan Manusia

Mendengar nasehat sang ratu para Patih kerajaan dan rakyat pagedagan tidak ada yang menentang, mereka yakin bahwa semua ucapan Ratu pasti terjadi.

Ki Gedang cigobang, Dan ki Gedangkulut bertugas menjaga perbatasan kerajaan Mereka pun menuju ke perbatasan,

Sesampainya di lokasi perbatasan mereka mendirikan Pondok penjagaan dari tempat ini mereka bisa mengawasi ke seluruh penjuru kerajaan.

Hingga suatu hari ketika mereka sedang asik berbincang tiba-tiba terlihat seorang pemuda sedang menyeberangi Sungai menuju jalan masuk ke kerajaan pagedagan,

Mereka teringat ramalan ratu Sindangkasih bahwa akan terjadi apa-apa kalau pemuda itu tidak ditangkap,

Mereka menyergap para pemuda dan bertanya, Siapa namamu dan mengapa kamu berani menyeberangi Sungai ini tanpa izin dari kami, namun pemuda yang tengah menyeberang tersebut tidak bergeming,

Ia tetap menyebrang sampai ketepi sungai dan segera menjauhi ketiga Senopati itu merasa tidak dihiraukan ketiga Senopati pun sangat marah mereka berlari mengejar sang pemuda yang berlari kencang.

Namun ketiga Senopati kalah cepat karena sang Pemuda semakin jauh menghilang akhirnya mereka mengepung sang pemuda dari beberapa arah hingga tidak bisa melarikan diri lagi.

“Mau ke mana kau sekarang” melihat keadaan dirinya sudah terkepung sang Pemuda masuk dan bersembunyi kedalam suatu rumpun yang tak jauh dari tempat itu.

Ditempat itulah ia Meminta perlindungan Tuhan yang maha kuasa dan menghentakkan kakinya ajaib tanah yang diinjak itu terbelah dan membentuk lubang, sang Pemuda pun masuk kedalamnya tiba-tiba tanah yang retak itu tertutup kembali seperti sediakala.

Baca Juga: 10 Kandidat Teratas Ballon d'Or 2022 per Akhir Februari: Lewandowski dan Mo Salah Disalip Pemain Lain

Alangkah terkejutnya ketiga Senopati Itu sebab sang Pemuda sudah menghilang, penasaran mereka mencari-cari dengan menembus semua rumpun namun tidak menemukan apa pun.

Akhirnya ketiga Senopati putus asa dan menghentikan pencarian setelah berunding Mereka pergi bersama-sama menuju ke kerajaan pagedagan.

Sang pemuda ini ternyata bernama Pangeran Muhammad berasal dari Negeri sinuhun Jati Cirebon kedatangannya ke kerajaan pagedagan untuk meminta buah maja untuk mengobati rakyat Negeri sinuhun Jati yang sedang dilanda wabah penyakit.

Ketika didalam tanah Pangeran Muhammad kembali memohon diberi kekuatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar dapat keluar dari dalam tanah,

Tak lama kemudian dengan terus mengorek dan melubangi tanah perlahan-lahan ia dapat keluar dari dalam tanah,

Namun ia masih belum bisa melihat dengan jelas sambil terus berjalan akhirnya ia melihat sebuah cahaya yang membuatnya bisa melihat dengan jelas,
Sementara itu ketiga Senopati yang kembali ke kerajaan akhirnya dipergoki Ratu Sindangkasih,

“Para Senopati kenapa kalian ada di sini? Mengapa kalian tidak berjaga di perbatasan?” ujar sang ratu

“Maafkan kami bagi daratan hamba Baru saja datang dari perbatasan ada seorang pemuda yang masuk ke wilayah perbatasan, akan tetapi ketika kami kejar mereka menghilang tanpa bekas,”

“Walaupun telah kami tebas sampai tak rumput pun yang tersisa, namun pemuda itu benar-benar menghilang” ujar para senopati.

“Aku tidak percaya dengan berita itu sekarang kalian harus mencari orang itu sampai dapat dan bawa kemari sebelum tertangkap kalian tidak boleh kembali Pergilah sekarang juga dan tangkap hidup-hidup” tegas sang ratu.

Ketiga Senopati itu pun segera pergi dan mencari Pangeran Mohammed kesegala penjuru, jerih payah mereka akhirnya menemukan hasil mereka sampai ke kebun jati di mana pangeran Muhammad sedang beristirahat.

Tidak butuh waktu lama mereka serentak menangkap dan membawanya ke pendopo Istana Baru saja sampai ke halaman keputren Ratu Sindangkasih sudah keluar dan menemui gedung cigobang

“Lepaskan dan biarkan orang itu beristirahat dulu perlakukan orang itu seperti kalau kamu menerima tamu kami.”

Sigedang cigobang kembali lagi ke pendopo dan meminta Pangeran Muhammad beristirahat dan mandi sebelum menghadap ratu di gedung Marda padan Ki Gedang Kulur menyediakan makanan dan minuman.

Pangeran Muhammad segera menuju keputren, Ratu Sindangkasih memperhatikannya dari jendela sang ratu terpesona melihat Pangeran Muhammad.

“Pemuda dari mana asalmu? Mengapa kamu berani masuk ke kerajaan kami! Apa maksudmu datang kemari ?”

“Ampun Baginda Ratu hamba berasal dari Cirebon hamba datang kesini diutus oleh sulung Jati mencari buah maja untuk mengobati rakyat kerajaan Cirebon yang terkena wabah penyakit,”

“Hanya itu permintaanmu?”

“Betul Baginda Ratu hanya itulah permohonan hamba ini Baiklah aku akan memenuhi permintaanmu asalkan memenuhi syarat dariku,”

“Apa syarat nya baginda ratu?” kata pemuda

“Syaratnya sangat mudah, Aku ingin mempunyai keturunan untuk melanjutkan kerajaan pagedagan ini”

“Hanya kamu yang paling sesuai untuk menjadi pendampingku, itulah syaratnya Bagaimana Apakah kamu menyanggupinya?”

“Ampun Baginda Ratu syarat ini terlalu berat, bukan bermaksud tidak mengagumi kecantikan Baginda Ratu akan tetapi hamba sudah punya istri dan lagi menurut agama hamba tidak baik mencintai orang yang sudah punya istri”

Mendengar jawaban Pangeran Muhammad Ratu sangat murka permintaannya ditolak.

“Orang ini masukkan kedalam penjara jangan sampai dapat kembali ke Cirebon! buah maja tidak boleh dimilikinya atau dibawa ke Cirebon bahkan kebunnya hancurkan sampai akar-akarnya”

Baca Juga: Rating Drakor 'Forecasting Love and Weather' Menurun, 'Tracer' Menjanjikan di Episode Perdana Musim Kedua

Dalam keadaan marah sang ratu masuk ke dalam kaputren tidak Berapa lama Langit Mendung makin lama makin gelap tinggal turun hujan yang sangat deras.

Keesokan harinya langit kembali cerah rakyat pagedagan melakukan aktivitas seperti hari-hari sebelumnya, Namun semua orang terpaku melihat keadaan kerajaan pagedagan berubah kaputren dan Ratu Sindangkasih menghilang kebun maja luas menghijau pun hilang tanpa bekas,

Sejak itu timbul sebutan Majalengka yang sekarang terkenal dengan nama Majalengka sedangkan Pangeran Muhammad yang diutus sinuhun Jati tidak berhasil mencari buah maja Ia terus bertapa di Gunung haur sampai meninggal dan dikebumikan di sana sejak itu gunung haur terkenal dengan nama margatapa.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: YouTube Dongeng Kita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah