Yuk Mengintip Budidaya Larva Ikan Nila di Kaki Gunung Galunggung Tasikmalaya, Hasilnya Sangat Mengejutkan!

13 Februari 2023, 09:20 WIB
Jajang Burhan pengelola kolam-kolam budidaya larva atau deder di Kampung Cihideung di kaki Gunung Galunggung /Ade Advian Achmad/Priangantimurnews

PRIANGANTIMURNEWS- Kota Tasikmalaya selain terkenal dengan payung geulis dan kain bordirnya juga memiliki banyak bidang usaha yang bisa diandalkan.

Salah satu bidang usaha yang menjadi andalan masyarakat Tasikmalaya adalah kolam ikan.

Jika kita meluangkan waktu berkunjung ke Kampung Cihideung Kelurahan Sukalaksana Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya, Anda akan menemukan banyak kolam disana.

Baca Juga: Lima Gempa Bumi Paling Mematikan di Dunia, dengan Total Korban Jiwa Lebih dari 100 Ribu

Kampung Cihideung yang lokasinya berada di kaki gunung Galunggung memiliki sumber air yang berlimpah. Hal ini tentu sangat cocok untuk pengembangan usaha dalam bidang perikanan.

Kolam-kolam ini dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk dikelola sebagai tempat usaha.

Kolam-kolam tersebut dipakai untuk budidaya ikan, baik ikan yang siap untuk dikonsumsi ataupun untuk benih.

Priangantimurnews.pikiran rakyat.com pada Ahad, 12 Februari 2023 berkesempatan mengunjungi Kampung Cihideung dan bertemu dengan pengelola kolam di sana.

Baca Juga: Korban Meninggal Gempa Turki Capai 34.105 dalam Satu Minggu , Pemerintah Umumkan Tiga Bulan Kondisi Darurat

Jajang Burhan salah seorang pengelola kolam di daerah Cihideung telah menggeluti usaha perkolaman sejak tahun 2000.

Jajang selama ini mengelola kolam sebanyak 5 kolam yang tersebar di wilayah Cihideung.

Jajang selama ini fokus mengelola kolamnya dengan membudidayakan ikan dalam bentuk larva.

Larva dimaksud adalah anakan ikan yang baru menetas dari telur yang ukurannya sangat kecil. Masyarakat menyebut larva juga dengan sebutan deder.

Baca Juga: Menengok Suasana Malam Minggu di Masjid Al Jabbar, serasa Pasar Kaget, Penuh Sesak dengan Para Pedagang

Larva atau deder yang dibudidayakan Jajang dari jenis ikan nila 'black prima'. Menurut Jajang pembudidayaan larva atau deder ikan nila ini memakan waktu dua bulan untuk bisa dipanen.

"Budidaya larva ini memakan waktu dua bulan untuk siap panen. " ujar pria Asli Singaparna ini.

Jajang dalam mengelola kolam-kolamnya dibantu oleh tiga orang karyawan yang masih kerabatnya. Bahkan anak Jajang yang baru lulus SMK juga terjun membantu dia.

Bisnis pengelolaan kolam ikan ini menurut Jajang sangat menjanjikan. Dalam sekali panen, Jajang bisa meraup keuntungan Rp2 juta.

Untuk pemasaran larva hasil budidayanya, Jajang tidak menemui kesulitan. Karena setiap waktu panen tiba, peminat atau konsumen larva sudah datang sendiri ke lokasi.

"Tiap waktunya panen peminat sudah banyak yang pesan, Pak. " ujar Jajang ketika berbincang di 'saung' di pinggir kolamnya.

Baca Juga: Alasan Ressa Herlambang Yang Ingin Terus Berkarya Sebagai Penyanyi

Jajang, selain membudidayakan larva atau deder juga membudidayakan ikan koi.

"Budidaya ikan koi hanya sampingan saja. Belum saya garap dengan serius. Saya fokus ke budidaya larva." ucap Jajang.

Larva atau deder yang sudah dipanen dan dibeli konsumen nantinya akan di lepas di kolam untuk ditunggu pertumbuhannya menjadi bibit ikan.

Dari bibit ikan inilah akan tumbuh ikan-ikan yang akan di panen dan siap dikonsumsi.

Barangkali goreng atau pepes ikan yang ada di meja makan yang akan Anda konsumsi berasal juga dari kolam di kaki Gunung Galunggung ini. ***

 

 

Editor: Muh Romli

Tags

Terkini

Terpopuler