“Akhirnya saya jual dengan kualitas yang sekarang, renyahnya sudah bisa bertahan sampai dengan empat bulan,” kata Sri.
Keberhasilan Sri yang membuat inovasi Keripik Kulit Semangka, kini menjadi perbincangan di tengah pelanggan.
Baca Juga: Kapolda Cup Tingkat Nasional Merpati Bangkitkan Ekonomi UMKM
Inovasi Sri di lingkungannya mendapat respon ada yang berpendapat rasanya seperti kudapan usus ayam.
Setelah beberapa inovasi yang dicobanya, Keripik Kulit Semangka akhirnya muncul dengan berbagai varian seperti balado, jagung, manis, dan keju.
“Yang paling digemari itu rasa balado dan original. Kata ibu-ibu tetangga kalau original enaknya dimakan pakai nasi kalau enggak ada lauk,” kata Sri.
Baca Juga: Bekerja Sama Dengan Diskopukmindag, Mahasiswa UNIK Cipasung Gelar Worskshop UMKM di Desa Kubangsari
Kegigihan dan kepercayaan dirinya dalam menjual produk ini tidak didapat dengan mudah tentu dibarengi dengan perjuangan dan percaya diri.
Berawal dari munculnya kritik dari orang-orang di sekitarnya yang menganggap kulit semangka tidak umum untuk dijadikan kudapan enak.
Kerabat bahkan suami Sri juga sempat skeptis dengan langkahnya membesarkan usahanya dengan bergabung ke PNM Mekaar.