Tulisan Dokter Sulit Dibaca, Berikut 3 Alasannya

- 17 November 2021, 18:19 WIB
Ilustrasi tulisan dokter
Ilustrasi tulisan dokter /freepik/jcomp/

PRIANGANTIMURNEWS - Tulisan dokter atas diagnosis suatu penyakit tertentu terkesan sulit dibaca pasien. Alasan tersebut salah satunya terkait volume aktivitas.

Tulisan dokter kadangkala membingungkan pasien ketika mengambil akan mengambil obat. Ditakutkan terjadi kesalahan mendapatkan obat yang dimaksud.

Membaca tulisan dokter juga terkadang harua dengan begitu keras dan membuang banyak waktu. Bahkan harus menyipitkan mata agar tulisan bisa terbaca.
 
 
Berikut ini 3 alasan mengapa tulisan dokter sulit dibaca:

1. Harus memeriksa banyak pasiem

Menurut The National Medical Journal of India “What’s wrong with doctors’ handwriting?”, alasan tulisan dokter sulit dibaca adalah banyaknya jumlah pasien yang harus dilihat, catatan yang harus ditulis, dan resep yang diberikan dalam waktu singkat.

2. Tidak sinkron antara otak dan jari
 
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS. mengatakan, semakin cepatnya layanan yang dilakukan seorang tenaga kesehatan tidak diimbangi kecepatan jari saat menulis.
 
 
"Seorang tenaga kesehatan memiliki volume layanan yang cepat, maka kecepatan berpikir tidak dimampu kecepatan jari jemarinya sehingga kadang penulisannya begitu teramat indah, susah dibaca masyarakat," ujar dia dalam webinar bertema "Peran Digitalisasi Dalam Mengembangkan Inovasi dan Bisnis di Industri Farmasi", Rabu 17 November 2021.

3. Terlalu banyak istilah medis
 
Ada begitu banyak istilah medis yang sangat sulit untuk ditulis dengan tangan. Contohnya, bayangkan sulitnya menulis 'epididymitis' (epididimitis) dengan tangan. Lain ceritanya bila kita menulis kata tersebut di komputer.
 
Namun, seiring adanya digitalisasi dalam industri kefarmasian, peresepan dilakukan secara digital. Pasien bahkan bisa mengetahui jenis obat yang diminum termasuk petunjuk konsumsinya.

 
Tenaga kesehatan lain termasuk apoteker biasanya dapat mengetahui maksud dari tulisan tersebut. Akan tetapi mereka tetap melakukan validasi atas resep yang diterima pada dokter yang memberi resep.
 
Mereka pun akan memberikan edukasi kepada pasien terkait dosis obat dan petunjuk konsumsi hingga pasien paham dan meninggalkan di instalasi farmasi.
 
Dengan adanya digitalisasi, akan terlihat sangat mudah karena perangkat tersebut memiliki fitur koreksi ejaan, yang membantu membenarkan kesalahan dalam penulisan.***

Editor: Aldi Nur Fadilah

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x