Dalam Penjara Soekarno Menganut Islam dan Menjadi Sosok Yang Spiritualis

- 7 Agustus 2022, 16:52 WIB
Pameran foto Presiden Soekarno/antara foto
Pameran foto Presiden Soekarno/antara foto /

PRIANGANTIMURNEWS- Presiden Soekarno saat dalam penjara menjadi sosok yang spiritualis serta menganut ajaran Islam.

Orangtuanya yang berasal dari Bali dan Kejawen disinyalir tidak menularkan pendidikan agama yang baik untuknya.

Dalam penjara Soekarno memasrahkan segala urusan kepada Tuhan. Kegelapan sel telah membuatnya khusyu mempelajari Agama dan menuntun dirinya ke arah spiritualitas yang mendalam.

Baca Juga: Akhirnya BCL Buka Suara Saat MID Ditangkap Polisi!

Di dalam penjara Soekarno mengaku hampir setiap malam bermunajat kepada Allah dan tidak lupa shalat lima waktu dia lakukan.

Dalam penjara ternyata tidak menjadi media yang membelenggu bagi Soekarno. justru di sel yang gelap telah menempa mental dan kejiwaannya, juga memberikan kecerdasan emosional dan spiritual baginya.

Di dalam penjara, Soekarno banyak merenung, berpikir dan mempelajari kehidupan.

Baca Juga: Jokowi Ungkap Krisis yang Melanda Dunia, Tahun Depan Dunia Akan Gelap

Ketika Pemerintah kolonial Belanda memasukan Soekarno ke penjara Sukamiskin, Bandung, Soekarno banyak mengalami pengalaman batin dan spiritual.

Selama di penjara antara tahun 1939-1931, ia menjadi sosok yang cerdas secara pemikiran dan spiritual. Selama dalam tahanan, Belanda melarang Soekarno membaca buku politik.

Ia sangat kesulitan mendapatkan informasi dari teman seperjuangannya di luar tahanan. Dalam kekangan dan tekanan yang dahsyat dari Belanda, Soekarno memanfaatkan waktu untuk menekuni agama. Dari sanalah, jalan ketuhanan ditempuh oleh dirinya.

Di dalam penjara, Soekarno menjadi sosok yang spiritualitas, ia memasrahkan segala urusan kepada Tuhan. Ia menjadi penganut Islam. Orang tuanya yang berlatar belakang Bali dan kejawen disinyalir tidak menularkan pendidikan agama yang baik buat Soekarno.

Baca Juga: Cek Fakta: Istri Ferdy Sambo, Ibu P Berbohong, Barang Bukti HP Semuanya Sudah Ditemukan

Kegelapan sel penjara telah membuat Soekarno khusyuk mempelajari Agama dan menuntun dirinya ke arah spiritualitas yang mendalam. Soekarno pun mengaku bahwa selama di penjara, ia hampir setiap malam bermunajat kepada Allah dan tidak lupa shalat lima waktu.

"Aku mulai mencerna Al-Qur'an pada usia 28 tahun. Aku membacanya mulai dari saat aku bangun. Sekarang aku memahami Tuhan tidak terhingga, meliputi seluruh alam," kata Soekarno.

Dia melanjutkan, maha kuasa, maha ada, hanya satu tapi ada dimana-mana. Tuhan ada di angkasa, di atas puncak gunung, di bintang-bintang, di Venus, dan dalam cincin di Saturnus.

Di dalam penjara, Soekarno memang banyak berinteraksi dengan orang-orang dari belakang agama yang berbeda-beda. Tetapi ia menemukan ketenangan dan ketentraman dalam Islam dan membaca Al-Qur'an.

Di samping itu, interaksinya dengan orang dari beberapa agama selama di penjara telah menempanya menjadi sosok toleran. Ini menjadi modal berharga ketika Soekarno keluar dari penjara dan menjadi pemimpin bangsa.

Baca Juga: Proses Verifikasi Administrasi, Rawan Terjadi Potensi Pelanggaran, Ini Penjelasan Bawaslu

Soekarno merangkul semua agama. Ia mencontohkan hidup bertoleransi antar-umat beragama. Ia sangat akrab dengan para pemimpin Islam di Arab, namun pemimpin Katolik di Vatikan pun menghormatinya.

"Aku adalah seorang Islam yang hingga saat ini telah mendapatkan tiga medali tertinggi dari Vatikan. Bahkan Presiden Irlandia pun mengeluh dia hanya dapat satu," demikian ungkap Soekarno.

Berikut ini petikan langsung ungkapan Soekarno tentang pengalaman spiritualnya selama di dalam penjara.

"Aku berkembang dalam penjara. Ketetapan hatiku semakin kuat. Penjara adalah ruang sekolahku. Sekali sebulan dari jam 8 sampai jauh tengah malam, 100 orang mendesak-desakan untuk mendengar pelajaran agama dan ini di susul dengan tanya jawab," ungkap Soekarno.

"Sungguh pun aku asyik mendengarkan, tapi belumlah aku menemukan Islam dengan betul-betul dan sungguh-sungguh sampai aku masuk penjara. Di dalam penjaralah, aku menjadi penganut yang sebenarnya," tegasnya.

Baca Juga: Jelang Laga Liga Inggris 20 22-2023 Manchester United vs Brighton and Hove Albion, Erik ten Hag Janjikan...

Tak pernah orang meragukan adanya yang Maha Kuasa kalau bertahun-tahun lamanya terkurung dalam dunia gelap. Aku sungguh-sungguh mulai menelan Al-Qur'an di tahun 28. Lalu aku memahami Tuhan bukanlah suatu pribadi.

Aku menyatakan Tuhan tiada hingganya, meliputi seluruh jagat. Maha Kuasa Maha ada. Tidak hanya di sini atau di sana, akan tetapi di mana-mana. Ia hanya satu. Ia berada di mana-mana, dihadapanku, dibelakang ku, memimpinku, menjagaku.

Ketika kenyataan ini hinggap di dalam diriku, aku insaf bahwa aku tidak perlu takut-takut lagi, karena Tuhan tidak lebih jauh dari kesadaranku. Aku hanya perlu memanjat ke dalam hatiku untuk menemuinya.

Aku menyadari bahwa aku senantiasa dilindungi ya untuk mengerjakan sesuatu yang baik. Dan bahwa ia memimpin setiap langkahku menuju kemerdekaan.

Baca Juga: Timnas U-16 Indonesia Berhasil Menjadi Juara Grup A dan Lolos ke Semifinal Piala AFF 2022

Suatu malam, jauh di larut malam, sambil bersujud aku membisik kepadanya," Tuhan aku berdoa, setiap manusia dapat menjadi pemimpin asal saja dari keluarganya sendiri. Akan tetapi saya mengetahui Engkaulah gembala yang sesungguhnya," ucap Soekarno.

"Saya insaf bahwa satu-satunya suara kemanusiaan adalah kata dari Tuhan. Mulai dari hari ini dan seterusnya, saya telah bersiap memikul tanggung jawab dari segala apa yang saya kerjakan, tidak saja terhadap bangsa Indonesia, tapi juga terhadap-Mu,"

Untunglah, setah aku menemukan Tuhan, jadilah ia kawan yang paling kusayangi dan kupercayai bilamana aku menderita pukulan yang hebat.***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Dunia Batin 2 Macan Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah