Viral Kasus Dandy Anak Pejabat Pajak, Studi Psikologis: Uang Berpengaruh terhadap Empati

- 25 Februari 2023, 11:07 WIB
Ilustrasi uang.
Ilustrasi uang. /Pixabay/EmAji/pixabay

PRIANGANTIMURNEWS – Belakangan publik dibuat heboh dengan viralnya kasus penganiayaan yang dilakukan oleh oknum anak pejabat pajak.

Dandy (18), telah ditetapkan sebagai tersangka di dalam kasus penganiayaan ini. Ia terbukti melakukan penganiayaan terhadap David (15) hingga koma tak sadarkan diri.

Namun, disamping viralnya tindak kekerasan yang dilakukan oleh Dandy, perhatian netizen pun tidak terlepas dari gaya hidup pelaku yang merupakan anak pejabat pajak di Jakarta Selatan.

Baca Juga: Tottenham Hotspur vs Chelsea Liga Inggris: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Selama ini, Dandy kerap memamerkan harta kekayaannya berupa kendaraan-kendaraan mewah.

Tidak hanya itu, Dandy terlihat tetap mendongakkan wajahnya saat memakai baju tahanan. Hal ini berbanding terbalik dengan tersangka lain yang bernama Shane Lukas. Ia terlihat menundukkan wajahnya selama press conference berlangsung di waktu yang berbeda.

Lantas, apakah harta kekayaan berpengaruh terhadap tingkat empati dan arogansi seseorang?

Hasil studi psikologis tentang kekayaan dan uang

Baca Juga: Prediksi Bayern Munchen vs Union Berlin Lengkap Dengan Jadwal, Skor dan H2H di Bundesliga

1. Orang-orang dengan latar ekonomi yang lebih rendah, lebih memiliki kepekaan

Dikutip dari Greater Good Magazine, studi menunjukkan bahwa tingkat kekayaan seseorang sangat bisa mempengaruhi cara seseorang berpikir dan bertindak.

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science menyatakan, orang-orang dengan tingkat ekonomi yang lebih rendah, lebih memiliki kemampuan untuk membaca ekspresi wajah orang lain, dibanding orang-orang yang memiliki kekayaan.

Kemampuan ini merupakan salah satu indikator dari kemampuan ber empati.

Baca Juga: Lionel Messi Dinobatkan Sebagai Favorit untuk Memenangkan Penghargaan Pemain Pria Terbaik FIFA 2022

Orang-orang dengan tingkat ekonomi lebih rendah pun lebih sering menghadapi situasi yang rentan dan mengancam secara sosial, sehingga mereka lebih bergantung satu sama lain. Hal ini membuat mereka lebih peka secara emosi.

Keterbatasan sumber daya lebih mengasah kecerdasan emosional. Sebaliknya, keberlimpahan sumber daya bisa menyebabkan dampak negatif dibaliknya.

2. Kekayaan bisa mengaburkan nilai moral

Sebuah studi yang dilakukan oleh University of California, Berkeley, mengungkap sebuah temuan tentang perbedaan sikap antara pengendara mobil mewah dan pengendara mobil yang lebih ‘biasa’ dari segi harga.

Baca Juga: Rangkuman Transfer Real Madrid: Los Blancos tertarik pada Christian Pulisic, Incar Edinson Cavani

Di San Fransisco, diberlakukan peraturan bahwa kendaraan haruslah berhenti saat hendak melewati zebra cross sehingga pejalan kaki bisa menyeberang.

Studi tersebut mengungkap, para pengendara mobil mewah 4 kali lipat lebih melanggar dibanding para pengendara dengan mobil yang harganya tidak terlalu mahal.

Para pengendara mobil mewah lebih sering menyeberangi marka jalan ini tanpa mempersilakan pejalan kaki untuk menyeberang. Mereka juga lebih sering ‘memotong’ jalan yang sedang dilalui oleh pengendara lain.

3.Kekayaan memiliki korelasi dengan masalah kecanduan

Baca Juga: PSV Eindhoven vs Twente di Eredivisie: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Meskipun uang itu sendiri tidak bisa langsung dijustifikasi sebagai penyebab kecanduan, namun, berbagai studi menunjukkan bahwa kekayaan memiliki korelasi terhadap adanya masalah kecanduan, misalnya, terkait penggunaan zat-zat terlarang.

Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga kaya lebih rentan mengalami kecanduan ini karena tekanan yang mereka hadapi terkait pencapaian, juga terkait pengabaian yang diterima dari orang tua mereka.

Masalah kecanduan ini tidak hanya terbatas pada penggunaan zat terlarang.

Otak seseorang mengeluarkan dopamine yang membuatnya bahagia saat adiksi terpenuhi, misalnya saat menonton pornografi, mengkonsumsi alkohol, termasuk, saat seseorang menyikapi kehadiran ‘uang’ didalam hidupnya.

Baca Juga: Prediksi Sevilla vs Osasuna di La Liga: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Karena itu, kehadiran uang bisa membuat seseorang merasa ‘tinggi’ saat memilikinya. Hal ini kemudian memberi pengaruh terhadap cara seseorang bersikap

4. Menjadi anak orang kaya tidak selalu merupakan privilege

Jika kita mengira bahwa anak-anak yang berada dalam keluarga kaya hidup dengan nyaman, faktanya tidak selalu demikian. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang hidup dalam keluarga kaya memiliki kerentanan akan gangguan kecemasan, perasaan tertekan, penyalahgunaan zat terlarang, dan gangguan makan.

Hal ini didorong oleh adanya tuntutan yang kontradiktif dengan pemenuhan kebutuhan emosional mereka.

Baca Juga: Chat dari Pengemudi Ojol Ini Bikin Akhir Pekan Warganet Tambah Semangat!

Anak-anak ini ditekan untuk memberikan hasil pencapaian. Sedangkan, di sisi lain mereka merasa kesepian karena berkurangnya waktu atau ikatan kebersamaan bersama keluarga mereka.***

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Greater Good Magazine


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x