"Wujud dari ikut berpartisipasi dalam Karnaval ini kami menampilkan sepeda tua. Yang dimaksud sepeda tua karena sudah tidak diproduksi lagi,"kata Nanan kepada priangantimurnews.pikiranrakyat.com usai acara Karnaval digelar.
Sepeda-sepeda yang ditampilkan pada Karnaval tersebut menurut Nanan adalah sepeda onthel merk Dames, Heren, merk Poenix dan Simking yang merupakan produksi China,sepeda kumbang merk BSS dan Philips buatan Inggris serta Simplex buatan Belanda.
"Selain merk-merk tersebut ditampilkan juga sepeda federal yang merupakan produksi Indonesia," lanjut Nanan.
Masih kata Nanan, sepeda-sepeda tua tersebut mempunyai kisaran harga mulai Rp3,5 juta sampai puluhan juta.
"Harga sepeda antik ini bisa lebih mahal jika tingkat originalnya tinggi,"ungkapnya.
Nanan mengaku bahwa dirinya kini memiliki 4 sepeda tua dari beberapa merk.
" Di rumah ada sepeda merk Fahrrader buatan Jerman produksi tahun 1930,merk Simplex jenis yg heren ini produksi tahun 1940. Ada juga MTB federal tahun 1990, MTB tahun 1995 dan merk Schwinn buatan Amerika,"tambah Nanan.
Dalam menyalurkan kecintaannya terhadap sepeda tua,Nanan kini bergabung dalam komunitas Gowes Abour, Wredatama Bicycle Comunity (WBC), NOAH dan Onthelis Kota Tasikmalaya (Onta).
Baca Juga: Komunitas Onthel dan Jampana RW 13 BRP Panglayungan Siap Meriahkan Milangkala ke 22 Kota Tasikmalaya
Sementara untuk biaya perawatan kata Nanan relatif murah. Karena di komunitas sesama pecinta sepeda tua saling bantu dalam merawat sepeda.