Dipicu Sikap dan Pernyataan Ketua DPRD Garut, Unjuk Rasa Guru Honorer di Garut Ricuh

- 15 Juni 2024, 12:00 WIB
Fitri Fauziah Guru Honorer Asal Cibalong Kecewa dan Kritik Enan
Fitri Fauziah Guru Honorer Asal Cibalong Kecewa dan Kritik Enan /

PRIANGANTIMURNEWS - Dipicu sikap dan pernyataan  Ketua DPRD Garut, unjuk rasa di depan Kantor DPRD pada Jumat 14 Juni 2024 menjadi ricuh.

Saat berlangsung aksi unjuk rasa Ketua DPRD Garut melontarkan kata “narangis sing sae nya” (menangis yang bagus ya) ternyata melukai perasaan para honorer guru.

Diketahui dalam aksi unjuk rasa itu, mereka meminta agar pemerintah daerah kembali membuka penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pasalnya, masih ada 2.000 orang guru honorer di Garut yang belum diangkat.

Baca Juga: Aksi Demo Guru Honorer di Garut Ricuh, Ternyata Ini Penyebabnya

Saat menyuarakan permintaannya itu, tiba-tiba aksi unjuk rasa ribuan guru honorer di Garut berubah anarkis. Massa merangsek masuk ke halaman Kantor DPRD dengan cara menjebol pintu gerbang kantor.


Hal itu diduga dipicu oleh kalimat yang dilontarkan Ketua DPRD Garut terhadap peserta aksi guru perempuan yang menunggu di pintu masuk Sekretariat Dewan.

Selain menjebol pintu gerbang, peserta unjuk rasa juga terlibat aksi dorong dengan aparat kepolisian dan petugas Satpol PP.

Baca Juga: Polres Tasikmalaya Kota Melakukan Bedah Rumah Warga Tidak Layak Huni, Sambut HUT Bhayangkara ke 78

Para peserta aksi berniat masuk ke Ruang Rapat Paripurna DPRD dengan tujuan menyampaikan aspirasi langsung kepada wakil rakyat.

Ketua Forum Aliansi Guru dan Karyawan, Ma’mol Abdul Faqih menyebutkan, sekitar kurang lebih 2.000 guru honorer yang belum terangkat menjadi P3K. Sehingga perlu ada solusi yang jelas antara pemerintah dan para honorer tersebut.

Halaman:

Editor: Muh Romli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah