Korban Perang Saudara Sudan Semakin Bertambah, Update: 180 Meninggal dan 1800 Terluka

18 April 2023, 09:50 WIB
kondisi update perang saudara di Sudan pada hari Senin, 17 April 2023 /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Perang saudara Sudan meletus sejak Sabtu, 16 April 2023. Perang antara kubu militer dan kubu Pasukan Dukungan Cepat Paramiliter (RSF) semakin memburuk.

Baik Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dari kubu militer dan Mohamed Hamdan “Hemedti” Dagalo dari kubu RSF, sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda kesepakatan damai.

Alih-alih segera berdamai di akhir Ramadhan, korban perang saudara Sudan justru semakin bertambah hari ke hari.

Baca Juga: RESMI! Catat Tanggal Tayang Film The Idol yang Dibintangi Jennie BLACKPINK, Lily Rose Depp, dan The Weeknd

Utusan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada hari Senin, 17 April 2023 melaporkan dari Sudan bahwa lebih dari 180 warga sipil meninggal dan 1.800 terluka.

Pertempuran rivalitas kedua kubu yang dulunya bekerja sama ini berubah menjadi bencana mengerikan. Warga sipil yang mengharapkan perdamaian harus pupus seketika.

 

Disampaikan oleh Volker Perthes, perwakilan PBB di Sudan melalui telekonferensi.

"Pertempuran telah berlangsung hampir tanpa gangguan. Ini adalah situasi yang sangat cair. Jadi sangat sulit untuk mengatakan ke mana keseimbangan bergeser," lanjutnya.

Baca Juga: YG Entertainment Bantah Rumor Kencan Antara Rose BLACKPINK dan Kang Dong Won

Update angka kematian tersebut dilaporkan beberapa jam setelah Antonio Guterre, Sekretaris Jenderal PBB menghimbau kedua belah pihak berhenti untuk bertikai.

Guterre menekankan bahwa permusuhan yang berkelanjutan akan benar-benar mempertaruhkan masa depan negara Sudan karena jumlah korban warga sipil yang terus meningkat.

Perang saudara Sudan tersebut terjadi di ibukota Sudan, Khartoum dan beberapa kota serta wilayah lain di sekitarnya.

Hal yang paling menyedihkan, perang tersebut terjadi di akhir bulan suci Ramadhan. DImana masyarakat Sudan sangat memimpikan Idul FItri yang tenang dan damai dari konflik sebelumnya.

Baca Juga: 10 Makanan Khas Lebaran Dari Berbagai Daerah di Indonesia

Pasukan RSF menuduh kubu militer telah melakukan penyerangan pada pasukannya di selatan Khartoum.

Tetapi kubu militer membantah bahwa kubu RSF telah menyebarkan kebohongan dan menyatakannya sebagai kelompok pemberontak.

 

Guterres, mengutuk keras pertempuran yang sedang berlangsung di Sudan saat ini. Serta mendesak kedua belah pihak untuk segera mengakhiri ketegangan.

Baca Juga: Selain Ketupat! Inilah 7 Jenis Makanan Khas Lebaran Terbuat dari Beras

"Segera menghentikan permusuhan, memulihkan ketenangan, dan memulai dialog untuk menyelesaikan krisis," akhiri Gutterrs.***

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Anadolu

Tags

Terkini

Terpopuler