160 Anak di Gaza Dibunuh Setiap Hari: Aktivis Israel Serukan Dunia untuk Tak Kirim Senjat

8 November 2023, 07:35 WIB
Maoz Inon, Aktivis perdamaian Israel yang menyerukan Dunia untuk tidak mengirimkan senjata ke Israel, dan jangan dengarkan permintaan PM Israel Benjamin Netanyahu. /Instagram @OrenZiv_/

PRIANGANTIMURNEWS - Aktivis Israel serukan Dunia untuk tidak mengirimkan senjata. Pernyataan itu keluar satu hari setelah pengumuman angka kematian anak-anak Gaza setiap harinya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa, 7 November 2023 mengumumkan bahwa rata-rata 160 anak terbunuh setiap hari di Gaza, Palestina.

Angka tersebut merupakan jumlah kumulatif akibat serangan udara Israel, yang telah mencapai waktu satu bulan sejak 7 Oktober 2023 alu.

Baca Juga: Korban Jiwa Tembus 10.000! OKI Adakan Pertemuan Puncak, Turki Siap Jadi Negara Penjamin Gaza

Pernyataan tersebut disampaikan oleh pejabat WHO, Christian Lindmeier pada konferensi PBB di Jenewa.

“Rata-rata sekitar 160 anak terbunuh setiap hari berdasarkan angka Kementerian Kesehatan (Palestina),” ungkap Lindmeier.

Lindmeier juga menegaskan perlunya jeda kemanusiaan untuk meringankan penderitaan warga Gaza, dari serangan Israel yang membabi buta.

Baca Juga: Ribuan Pekerja Palestina Dideportasi Israel dari Jalur Gaza

“Ribuan orang di Gaza meninggal, dan mereka yang hidup mengalami trauma, terluka, kekurangan makanan dan air,” tambahnya.

“Mereka membutuhkan air, bahan bakar, makanan, dan akses yang aman terhadap layanan kesehatan untuk bertahan hidup,” tegasnya.

WHO sudah beberapa kali meminta jeda kemanusiaan untuk Palestina, termasuk upaya gencatan senjata yang digemakan seluruh dunia.

Baca Juga: Indonesia Dukung Palestina dan Mengecam Tindakan Agresi Israel di Wilayah Gaza, Ini kata Menlu dan Ketua MPR

Namun Israel, dan sekutunya membutakan diri akan peristiwa kemanusiaan di Gaza. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tetap keras kepala untuk membersihkan Palestina.

PM Israel dan Menteri Pertahanan Gallant telah bersumpah untuk melanjutkan serangan militernya, dengan mengatakan pasukan Israel (IDF) telah berada di 'Jantung' Kota Gaza.

Upaya pengiriman senjata dan pasukan bantuan juga diupayakan oleh sekutunya Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Uni Eropa (UE), dan Kanada.

Baca Juga: Indonesia Dukung Palestina dan Mengecam Tindakan Agresi Israel di Wilayah Gaza, Ini kata Menlu dan Ketua MPR

Tapi Pemerintah Israel tidak mencerminkan warganya. Pasca penyerangan Hamas pada 7 Oktober 2023, warga Israel semakin muak dengan sikap PM Israel Benjamin Netanyahu.

Mereka menyalahkan pria yang akrab dipanggil Bibi itu sebagai penanggung jawab atas kegagalan pemerintah dalam upaya melindungi rakyatnya.

Warga Israel menitikberatkan bahwa mereka tidak menginginkan perang, dan genosida di Gaza sepenuhnya adalah sikap Pemerintahnya.

Baca Juga: Perjuangan Diplomasi Indonesia di PBB, Langkah Terakhir Menuju Kedamaian Gaza

Bahkan seorang Aktivis Israel yang kehilangan orang tuanya saat serangan pertama Hamas, telah menyerukan agar Dunia tidak mendukung Netanyahu.

Maoz Inon, Aktivis perdamaian Israel anak dari Bilha (76) dan Yakovi (78) yang terbunuh di Netiv HaAsara, Israel 7 Oktober 2023 lalu dalam penyerbuan hamas.

Itu menyampaikan akar utama dari memanasnya Perang Palestina-Israel ini sebenarnya adalah sikap Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: Kondisi Terkini Wilayah Gaza, Sejumlah Bantuan Terhambat di Perbatasan Mesir

Dirinya memahami betul betapa marahnya Hamas, dirasakan ketika dirinya kehilangan orang tuanya. Oleh karena itu, dia menyerukan agar PM Israel harus pergi dari jabatannya.

“Perang tidak akan pernah berakhir selama Netanyahu masih menjabat!" tagas Inon

"Saya menangisi dunia: Jangan dukung Netanyahu! Jangan kirimi kami senjata! Jangan kirimkan kami kapal perang!” lanjutnya.

Baca Juga: Menlu Iran Tegaskan Agar Israel Segera Hentikan Perang di Gaza

Pernyataan tersebut diposting dalam unggahan video oleh akun X bernama @OrenZiv_ yang merupakan fotografer asal Israel pada Rabu, 8 November 2023.

Dirinya hanya meminta Dunia untuk mengirimkan kedua belah pihak kedamaian dan cinta.

“Kirimkan kami kedamaian. Kirimkan kami cinta. Kirimkan rekonsiliasi kepada kami,” akhiri Inon.

Baca Juga: Menyambut Tahun Baru Islam, Gaza Indonesia Menggelar Bina Kader Dasar

Saat ini korban jiwa telah mencapai angka 10.328 warga Palestina di Gaza. Di Israel, jumlah korban tewas pada periode yang sama mencapai lebih dari 1.400 orang.

Israel telah menyebut bahwa terowongan hamas berada di bawah Rumah Sakit di Gaza, termasuk memfitnah RS Indonesia di Gaza.

Tetapi WHO bahkan tidak dapat mengkonfirmasi kebenaran dari pernyataan Israel.

Baca Juga: Perbatasan Rafah, Pemisah antara Gaza dan Mesir Diserang Israel!

"Sebagai WHO kami tidak dapat memverifikasi apa yang ada di bawah rumah sakit," tegas Lindmeier.

"Apa yang dapat kami verifikasi adalah apa yang ada di dalam rumah sakit dan di atas tanah serta benda-benda tersebut. Mereka sangat membutuhkan fasilitas medis," tegasnya.

Sekjen PBB (Perserikatan Banga-Bangsa) Antonio Guterres bahkan mengatakan bahwa Genosia Israel ini benar-benar sangat memprihatinkan.

Baca Juga: Unjuk Rasa Warga Palestina di Gaza, Mengakhiri Blokade Israel

"Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak, karena ratusan anak perempuan dan laki-laki terbunuh atau terluka setiap hari," akhiri Guterres.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Anadolu

Tags

Terkini

Terpopuler