Netanyahu Diminta Mundur! Penduduk Serukan Pemilu Baru untuk Singkirkan PM Israel

9 Januari 2024, 11:35 WIB
Perdana Menteri Israel Penjajah, Benjamin Netanyahu saat menghadiri rapat kabinet mingguan di kantor Perdana Menteri di Yerusalem, 10 Desember 2023. / REUTERS/Ronen Zvulun/

 

PRIANGANTIMURNEWS - Penduduk Israel menyerukan untuk mengadakan Pemilu (Pemilihan Umum) baru untuk menyingkirkan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.

Fakta itu telah dirangkum dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh media Israel dalam kurun beberapa hari terakhir.

Hampir separuh penduduk Israel meminta Pemilu Baru harus sedini mungkin dilaksanakan. Mereka memprotes jika Netanyahu tidak bisa diandalkan dalam pemerintahan.

Baca Juga: Al Jazeera Mengecam: 2 Jurnalis Terkemuka Dibunuh Israel! Termasuk Anak Wael Al-Dahdouh

Seruan untuk menyelenggarakan pemilu baru di Israel semakin meningkat di tengah kritik terhadap Netanyahu.

Atas kegagalannya dalam mengakui tanggung jawab atas serangan lintas batas antara Palestina-Israel yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Serta protes lainya adalah bagaimana tentara Israel Diapers Force (IDF) membunuh warganya sendiri saat tanggal yang sama maupun saat Hamas menawan penduduk Israel.

Penduduk mayoritas mengutuk Benjamin Netanyahu dan memintanya mundur. Sementara mereka mengatakan bahwa Benny Gantz dianggap paling cocok untuk menggantikannya.

Baca Juga: Afrika Selatan Laporkan Genosida Gaza ke Mahkamah Internasional, Israel: Pencemaran Nama Baik!

Pemimpin partai oposisi, Yair Lapid juga mengkritik Netanyahu sebagai PM Israel yang tidak memenuhi standar kepemimpinan bagi penduduk Israel.

Pernyataan tersebut disampaikan pada Senin, 8 Januari 2023.

“(Netanyahu) tidak memenuhi syarat untuk memimpin negara ini,” ujar pemimpin oposisi, Yair Lapid.

Dalam pernyataannya dalam X, Lapid mendesak anggota parlemen oposisi Israel termasuk mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz Yang diusung.

Baca Juga: Bak Zaman Jahiliah: Israel Curi Organ Tubuh Jenazah Warga Palestina

Serta anggota dewan perang Israel saat ini, agar segera meninggalkan koalisi bersama dengan Partai yang berkuasa dan menjadi oposisi seutuhnya.

“Ini bukan pemerintahan persatuan, ini bukan pemerintahan darurat. Mereka tidak menyelamatkan Negara Israel, mereka menyelamatkan Netanyahu,” tambahnya.

Pemimpin oposisi itu mengatakan 24 anggota parlemen dari Partai Yesh Atid,  akan mendukung setiap langkah untuk mengubah pemerintahan Israel saat ini.

Walau itu harus mempermalukan PM Israel sebelumnya yang telah gagal menangani perang di Gaza, Palestina.

Baca Juga: Houthi Bersumpah Karamkan Kapal Tujuan Israel, AS Umumkan Koalisi Patroli Laut Merah

PERANG MAHAL & GAGAL TOTAL

Dalam surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth pada Minggu, 7 Januari 2024. Memuat berita bahwa tentara Israel telah gagal dalam mencapai tujuan perang di Jalur Gaza.

Berita itu menyatakan, bagaimana biaya perang paling mahal di Israel tersebut telah menghancurkan sistem pemerintahan dan perekonomian mereka.

Meskipun mahal serta memiliki beribu peralatan canggih, faktanya Israel sama sekali tidak menemukan tujuan dan hasil apa-apa di tanah tersebut.

Baca Juga: Israel Paksa Tahanan Gaza Pakai Rompi Peledak, Parlemen Prancis Menuntut Sanksi

Laporan tersebut memang mengambil tema, 'Perang yang paling memakan biaya besar namun tujuan Israel belum tercapai: cuplikan setelah tiga bulan',

"(Mereka) gagal mencapai tujuan perang di Jalur Gaza meskipun kerugian yang ditimbulkan mencapai rekor hampir $60 miliar atau 931.719 triliun rupiah," tulis dalam kabar berita Israel.

"Menurut angka-angka yang diperbarui, biaya perang telah meningkat menjadi sekitar 217 miliar shekel atau sekitar 59,35 miliar," tambahnya

"Sementara biaya yang mencakup anggaran tempur tentara dan bantuan besar-besaran terhadap perekonomian di semua bidang,” sambungnya.

Israel juga telah menutup banyak Kementerian dalam pemerintahannya, karena dana yang dialihkan pada perang di Gaza maupun persiapannya," akhirinya.***

 

Editor: Rahmawati Huda

Sumber: Yedioth Ahronoth

Tags

Terkini

Terpopuler