Israel Lanjutkan Penyerangan: 90 Warga Gaza Meninggal dalam 24 Jam Terakhir

4 Maret 2024, 09:34 WIB
Anak-anak di Gaza yang tengah menderita krisis kelaparan di tengah situasi blokade dan Genosida oleh Israel./Anadolu /

PRIANGANTIMURNEWS - Israel lanjutkan penyerangan di Jalur Gaza, Palestina dan terus menyebabkan peningkatan drastis angka kematian dan korban luka.

Dalam 24 jam terakhir pada Minggu, 3 Maret 2024. Israel dengan biadab telah membunuh lagi warga Gaza sebanyak 90 orang.

Laporan angka kematian tersebut disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza. Dengan menambahkan sebanyak 177 lainnya terluka parah hingga ringan.

Baca Juga: Pemukim Yahudi Fanatik Terus Blokir Bantuan: Semua Warga Gaza adalah Teroris!

“Pendudukan Israel melakukan sembilan pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza,"

"Menyebabkan 90 orang mati syahid dan 177 orang terluka selama 24 jam terakhir,” ungkap kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambahnya.

Kantor berita Wafa mengungkapkan lebih awal bahwa dari jumlah total tersebut, 20 korban meninggal berasal dari Gaza Utara.

Baca Juga: 100 Hari Perang Gaza: Israel Abaikan Keputusan Mahkamah Internasional, Berdalih Pertahanan Diri

Dimana Israel melakukan pembantaian menggunakan Jet Tempur yang menargetkan dua Rumah di Kamp Pengungsi Jabalia, Saftawi, Gaza Utara.

Wafa mengutip sumber medis setempat, dan menyertakan bahwa jenazah telah dipindahkan ke Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara yang masih beroperasi walau tak optimal.

Serangan tersebut merupakan lanjutan dari kebrutalan Israel dalam Genosida yang dilakukannya pada Kamis, 29 Februari 2024 lalu.

Dimana Israel membunuh sebanyak 116 warga Gaza Utara yang tengah menunggu dan hendak mengambil bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Presiden Palestina: Perang Gaza Lebih Mengerikan Dibandingkan Peristiwa Nakba 1948

Pembunuhan tersebut disiarkan dan tersebar di seluruh dunia, mengeluarkan banyak respon kecaman karena tindakan Israel yang lagi-lagi melanggar hukum perang.

Israel juga mengabaikan keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) yang telah meminta Israel untuk menahan penyerangan terhadap warga Palestina.

ICJ sebelumnya telah mengumumkan bahwa Israel terbukti melakukan Genosida di Palestina dengan bukti-bukti yang sangat kuat, namun tidak mencegah seruan gencatan senjata permanen.

Perang antara Palestina-Israel telah menyebabkan 85 persen warga Palestina terpaksa mengungsi dan kehilangan tempat tinggal. Mereka juga mengalami krisis pangan dan obat-obatan.

Baca Juga: Voting Suara Resolusi Gaza Kembali Tertunda, Laut Merah akan Menjadi Medan Perang!

Sementara hampir 60 persen infrastruktur di Jalur Gaza telah hancur total menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kendati kekejaman terus dilakukan oleh Israel, bantuan kemanusiaan untuk Gaza masih terbilang kurang dengan bencana kemanusiaan yang luar biasa karena genosida Israel.

Ironisnya, yang Israel incar di Gaza bukanlah pejuang Palestina. Melainkan menyasar ke mayoritas anak-anak, wanita dam lansia.

UNICEF (Badan PBB untuk anak-anak) memperingatkan bahwa angka kematian anak-anak di Jalur Gaza terus meningkat tidak hanya oleh serangan bom.

Baca Juga: Voting Suara Resolusi Gaza Kembali Tertunda, Laut Merah akan Menjadi Medan Perang!

Pada waktu bersamaan dengan pengumuman Kementrian Kesehatan Palestina, mereka mengumumkan bahwa 15 anak-anak Palestina telah meninggal akibat dehidrasi dan kekurangan gizi.

Laporan di muat juga dari sumber Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza Utara.

Adele Khodr, direktur regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara menyampaikan laporan yang mereka dapat seputar kematian anak-anak Gaza.

“Kemungkinan ada lebih banyak anak-anak yang berjuang untuk hidup mereka di salah satu dari sedikit rumah sakit yang tersisa di Gaza," ungkap Khodr.

Baca Juga: Gaza Jadi Medan Perang Tanpa Ampun, PBB: Semua Tempat Berlindung Kini Tidak Aman

"Dan kemungkinan lebih banyak lagi anak-anak di utara yang tidak bisa mendapatkan perawatan sama sekali,” tambahnya.

“Kematian tragis dan mengerikan ini disebabkan oleh ulah manusia, dapat diprediksi dan sepenuhnya dapat dicegah,” tegasnya.

"Kurangnya makanan bergizi, air bersih dan layanan medis di Gaza adalah konsekuensi langsung dari hambatan akses dan berbagai bahaya yang dihadapi operasi kemanusiaan PBB,” lanjutnya.

Menurut badan PBB tersebut, hampir 16 persen atau satu dari enam anak di bawah usia dua tahun mengalami kekurangan gizi akut di Gaza utara.

Baca Juga: Tiga WNI yang Jadi Relawan di Rumah Sakit Gaza Aman, Kemlu: Saat Ini Ada di Rafah

“Sekarang, kematian anak-anak yang kita khawatirkan telah terjadi dan kemungkinan akan meningkat pesat," paparnya.

"Kecuali perang berakhir dan hambatan terhadap bantuan kemanusiaan segera diselesaikan,” peringatan dari Khodr.

Dia menyerukan agar lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan diperbolehkan membawa bantuan ke Gaza dari semua jalur penyeberangan, termasuk ke Gaza utara.

“Rasa tidak berdaya dan putus asa di antara orang tua dan dokter ketika menyadari bahwa bantuan untuk menyelamatkan nyawa, yang hanya berjarak beberapa kilometer," pungkasnya.

Baca Juga: Korban Jiwa Tembus 10.000! OKI Adakan Pertemuan Puncak, Turki Siap Jadi Negara Penjamin Gaza

"Berada di luar jangkauan, pastilah sangat tidak tertahankan, namun yang lebih buruk lagi adalah tangisan kesedihan dari bayi-bayi yang perlahan-lahan binasa di bawah tekanan dunia. tatapan,” tambahnya.

“Kehidupan ribuan bayi dan anak-anak bergantung pada tindakan segera yang diambil saat ini,” akhirinya.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Anadolu

Tags

Terkini

Terpopuler