Muslim Malaysia Kembali Lakukan Perjalanan Internasional dengan Ziarah Umrah ke Arab Saudi

- 31 Oktober 2021, 12:49 WIB
Ilustrasi umrah saat pandemi.
Ilustrasi umrah saat pandemi. /Reuters/Saudi Press Agency

Helmi dari PAPUH, yang menjalankan agen perjalanannya sendiri, mengatakan kepada CNA bahwa dia juga berencana untuk meluncurkan paket ke Turki dan negara-negara Timur Tengah lainnya, tetapi secara logistik akan membutuhkan waktu untuk memulai kembali operasinya.

“Kami harus menjalin kembali kontak dengan operator, maskapai penerbangan… ada banyak kendala untuk memulai kembali di negara-negara ini,” kata Helmi.

“Jadi sekarang fokus kami umrah, karena pasarnya sudah siap,” tambahnya.

Kashif dari Taylor's University mengatakan kepada CNA bahwa orang Malaysia ragu untuk bepergian ke negara-negara di Eropa, seperti Inggris dan Prancis, karena negara-negara tersebut berada dalam tahap kehidupan yang berbeda dengan virus corona.

Dia mencatat bahwa banyak negara di Eropa tidak lagi mewajibkan orang untuk memakai masker di depan umum dan banyak pelancong Malaysia mungkin tidak nyaman dengan gagasan ini.

“Ini berisiko karena Anda mungkin memiliki peluang lebih tinggi terkena COVID-19 dari liburan. Banyak orang Malaysia tidak ingin hal ini terjadi,” kata Kashif.

Lebih banyak orang Malaysia mungkin bersedia melakukan perjalanan ke luar negeri jika ada gelembung perjalanan dua arah yang bebas karantina, kata para ahli.

Peneliti pariwisata Irhanida Abdul Kadir, yang merupakan dosen senior di UOW Malaysia KDU Penang University College, menguraikan bahwa menerapkan gelembung perjalanan dengan protokol swab COVID-19 yang tepat dan persyaratan vaksin akan mendorong lebih banyak orang Malaysia untuk bepergian ke luar negeri. Pada saat yang sama, lebih banyak pengunjung akan datang dan menghabiskan dolar pariwisata, katanya.

Irhanida mengusulkan gelembung perjalanan potensial dengan Uni Emirat Arab karena banyak orang Malaysia lebih suka bepergian ke kota-kota seperti Dubai dan Abu Dhabi untuk pariwisata, dan bahwa banyak orang Malaysia memiliki anggota keluarga yang bekerja di Teluk dan mereka ingin mengunjungi mereka.

“Ini bisa membantu industri pariwisata kedua negara yang lesu. Tapi tentu saja, ini membutuhkan sejumlah keyakinan dan kepercayaan di negara-negara mitra, dan sistem yang efektif dan efisien untuk menghindari penyebaran virus, ”katanya.***

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah