Ukraina Pertimbangkan Zona Larangan Terbang untuk Hentikan Pemboman Rusia

- 1 Maret 2022, 09:24 WIB
Orang-orang Korea Selatan mengangkat spanduk selama protes terhadap operasi militer besar-besaran oleh Rusia terhadap Ukraina, di dekat kedutaan Rusia di Seoul, Korea Selatan, 28 Februari 2022.
Orang-orang Korea Selatan mengangkat spanduk selama protes terhadap operasi militer besar-besaran oleh Rusia terhadap Ukraina, di dekat kedutaan Rusia di Seoul, Korea Selatan, 28 Februari 2022. /REUTERS/Kim Hong-Ji/

PRIANGANTIMURNEWS- Presiden Volodymyr Zelenskiy mendesak Barat untuk mempertimbangkan zona larangan terbang bagi pesawat Rusia di atas Ukraina pada hari Senin setelah Moskow membombardir kota terbesar kedua di negara itu, menarik sanksi baru oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Rusia menghadapi isolasi internasional yang meningkat atas invasinya ke Ukraina, dan negosiasi berjam-jam antara kedua belah pihak pada hari Senin gagal mencapai terobosan untuk menghentikan pertempuran.

Para pejabat Ukraina mengatakan serangan Rusia di Kharkiv, sebuah kota berpenduduk 1,4 juta orang, telah menewaskan warga sipil, termasuk anak-anak.

Dalam pidato video, Zelenskiy mengatakan sudah waktunya untuk memblokir rudal, pesawat, dan helikopter Rusia dari wilayah udara Ukraina.

Baca Juga: Penerima Bansos BPNT di CIamis Terpaksa Belanja Barang ke Agen

'Negosiasi yang adil dapat terjadi ketika satu pihak tidak menyerang pihak lain dengan artileri roket pada saat negosiasi,' kata Zelenskiy. Dia tidak merinci bagaimana dan oleh siapa zona larangan terbang akan diberlakukan.

Amerika Serikat telah mengesampingkan pengiriman pasukan untuk memerangi Rusia dan para pejabat telah menyuarakan keprihatinan tentang meningkatnya ketegangan lebih lanjut antara dua kekuatan nuklir terbesar dunia.

'Zona larangan terbang akan membutuhkan implementasi,' kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan.

Langkah semacam itu akan membutuhkan 'pengerahan militer AS untuk menegakkan, yang akan menjadi ... berpotensi konflik langsung, dan berpotensi perang dengan Rusia, yang merupakan sesuatu yang tidak kami rencanakan untuk menjadi bagian darinya.'

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x