PRIANGANTIMURNEWS - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menolak usulan Malaysia untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Dalam keterangan tertulis yang dirilis Senin (4/4) malam, Nadiem Makarim mengatakan bahasa Indonesia lebih layak dipertimbangkan sebagai bahasa ASEAN, dengan mempertimbangkan keunggulan sejarah, hukum, dan kebahasaannya.
“Saya selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tentu menolak usulan tersebut.
Baca Juga: Pasukan Ukraina Bersiap Untuk Serangan Rusia di Donbas
“Namun karena adanya keinginan dari teman tetangga kita untuk mengajukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN, tentunya keinginan ini perlu dipelajari dan didiskusikan lebih lanjut di tingkat regional.”
Ia menambahkan: “Saya menghimbau seluruh masyarakat untuk bahu membahu dengan pemerintah untuk terus memberdayakan dan membela bahasa Indonesia.”
Pernyataan menteri itu muncul setelah Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan pada 1 April bahwa Presiden Joko Widodo telah menyetujui saran Putrajaya untuk mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa ASEAN suatu hari nanti.
Baca Juga: Nagelsman: Davies Bayern Siap Menjadi Starter Melawan Villarreal
Berbicara bersama Bapak Joko Widodo dalam konferensi pers bersama selama kunjungan kerjanya ke Jakarta, pemimpin Malaysia itu mengatakan: "Kami setuju untuk mengusulkan untuk memperkuat bahasa Melayu, sehingga suatu hari nanti dapat menjadi bahasa ASEAN." Pak Joko Widodo terlihat mengangguk.