Beijing membantah tuduhan itu. Namun China mengajukan sebagai perantara perdamaian dan pengajuan proposal yang berisi 12 poin perdamaian.
Hal tersebut mendapat pujian dari Rusia dan sekutunya, Belarusia. Akan tetapi mendapatkan kritikan dari Barat.
China membalas pada hari Kamis 3 Maret 2023, dan menuduh balik AS mempromosikan perang dan memanas-manasi Dunia.
Dengan memasok senjata ke Ukraina dan melanggar kedaulatan China dengan dukungan untuk Taiwan.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Mao Ning, Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri China di Beijing.
"AS mengatakan menginginkan perdamaian, tetapi mengobarkan perang di waktu bersamaan di seluruh dunia dan menghasut konfrontasi," ungkap Ning.
“Sementara menekankan perlunya menghormati dan menjaga tatanan internasional," tambahnya.
"AS dengan penuh semangat mengejar sanksi unilateral ilegal, menempatkan hukum domestik di atas hukum internasional,” akhirinya.
Saat menjelang pertemuan G20 tersebut, Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam kebijakan AS.