Kesedihan Rohingya pasca Kebakaran di Bangladesh, WFP: Pasokan Makanan Terhambat

- 7 Maret 2023, 07:14 WIB
Bantuan yang dikirim langsung oleh WFP kepada pengungsi Rohingya di Bangladesh, telah dipotong menjadi 10 USD per orang bulan Maret.
Bantuan yang dikirim langsung oleh WFP kepada pengungsi Rohingya di Bangladesh, telah dipotong menjadi 10 USD per orang bulan Maret. /Anadolu/



PRIANGANTIMURNEWS - Kesedihan Rohingya pasca kebakaran Kamp Pengungsi di Bangladesh semakin bertambah karena pasokan nutrisi mereka terhambat.

World Food Programme (WFP) yang merupakan cabang bantuan pangan PBB dan organisasi kemanusiaan dikurangi anggarannya.

Hal tersebut jelan berdampak kepada bantuan yang akan disebarkan pada semua pengungsi Rohingya di Dunia, tidak hanya di Bangladesh.

Baca Juga: Malam Nisfu Sya'ban Jatuh Pada Malam Hari Ini, Segera Persiapkan Amalan Terbaik


Koordinator kesehatan di kantor Komisi Bantuan dan Repatriasi Pengungsi, menyampaikan hal penting pada komunitas internasional.

Bahwa seharusnya mereka tidak memotong satu sen pun dalam setiap bantuan makanan yang merupakan bantuan kemanusiaan.

Disaat insiden kebakaran hebat di Bangladesh pada Minggu, 5 Februari 2023 lalu benar-benar akan membuat situasi pengungsi rohingya disana semakin tertekan.

Kesedihan pengungsi ROhingya diwakilkan oleh Anwara Begum, seorang wanita tua Rohingya telah berjuang di kamp pengungsi yang padat di Bangladesh.

Baca Juga: 4 Amalan yang Dianjurkan di Malam Nisfu Sya'ban

Bersama keluarga mereka sejak eksodus pada Agustus 2017 menyusul pemusnahan brutal militer di negara asal mereka Myanmar.

Tantangan utama bagi para pengungsi adalah mengelola makanan untuk mendapatkan nutrisi minimal bagi keluarganya.

Dengan adanya berita keputusan WFP yang menurunkan dukungan pangan pengungsi Rohingya disaat krisis ini.

 

 



Selah seperti petir menyambar dikala badai besar yang menyambar.

Mereka menyampaikan pada kantor berita Anadolu bahwa, semua pengungsi hampir selalu kesulitan menemukan makanan.

Baca Juga: 2 Ribu Kamp Pengungsi Rohingya Ludes Terbakar di Bangladesh

Termasuk dirinya yang sulit memberi makan untuk cucunya berusia 1 tahun yang membutuhkan nutrisi tambahan selain ASI.

“Kami, sebagian besar orang Rohingya di kamp pengungsi Kutupalong di Cox’s Bazar, tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan," ujar Bagum.

"Alokasi 12 US dollar (USD) per orang masih jauh dari kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan pangan untuk bertahan hidup, sekarang sudah dipotong lagi,” sambungnya.

Bagum pun menyampaikan kenaikan harga komoditas kebutuhan pokok pun terus alami kenaikan jelang ramadhan, semakin mempersulit.

“Ini menjadi pukulan ganda di tengah kenaikan harga komoditas harian dan bahan makanan," keluhnya.

Baca Juga: Bayern Munchen vs Paris Saint-Germain di Liga Champions: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor
 
"Pemotongan makanan sebelum bulan Ramadhan akan semakin mengintensifkan perjuangan kita untuk mendapatkan nutrisi," lanjutnya

"Kami tidak bisa mengonsumsi protein hewani selama berminggu-minggu,” akhirinya

WFP memang menyampaikan pada pengungsi bulan Rohingya bulan lalu bahwa jatah makanan untuk pengungsi Rohingya memang akan dikurangi.

Terutama di distrik pantai selatan Cox's Bazar dan pulau Bhasan Char akan dikurangi sebesar 17 persen mulai 1 Maret.  

Dimana semula bantuan sebesar 12 USD per orang diubah menjadi 10 USD per orang dalam satu bulannya.

Baca Juga: Jelang Ramadhan Harga Kebutuhan Pokok di Tasikmalaya Terus Naik, Simak Daftarnya

WFP juga menyampaikan penurunan tajam dalam pendanaan bantuan internasional tersebut kemungkinan akan menurun kembali bulan April.***

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x