Denmark akan Berdialog dengan Negara Muslim, Merespon Pembakaran Al Quran yang Terjadi Lagi

- 2 Agustus 2023, 18:48 WIB
  Salwan Momika kembali melakukan pembakaran Al-Quran pada tanggal Senin, 31 Juli 2023 di depan Parlemen Swedia. Pembakaran juga terjadi di Denmark, pada ari yang sama.
Salwan Momika kembali melakukan pembakaran Al-Quran pada tanggal Senin, 31 Juli 2023 di depan Parlemen Swedia. Pembakaran juga terjadi di Denmark, pada ari yang sama. /
PRIANGANTIMURNEWS - Denmark menyampaikan bahwa pemerintahannya akan kembali melakukan dialog dengan negara-negara Muslim, merespon pembakaran Al Quran yang kian marak.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Denmark Lars Lokke Rasmussen pada Senin, 31 Juli 2023 melalui Twitter.

Dialog erat tersebut akan diajukan kepada negara-negara anggota yang tergabung kedalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang mengutuk tindakan provokasi tersebut.
 
Baca Juga: Slovenia vs Denmark di Kualifikasi UEFA Euro 2024: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Rasmussen mewakili suara pemerintah Denmark juga mengutuk aksi pembakaran kitab suci umat Islam yang kembali terjadi di Swedia oleh Salwa Momika dan Salwa Najem.

Pembakaran yang kembali dilakukannya pada 31 Juli 2023 telah memicu kemarahan seluruh negara Muslim di kawasan Timur Tengah.

"Denmark mengutuk pembakaran Al Quran baru-baru ini dan sedang menjajaki kemungkinan intervensi dalam situasi khusus dalam kebebasan berekspresi Denmark," ungkap Rasmussen.
 
Baca Juga: Denmark vs Irlandia Utara di Kualifikasi UEFA Euro 2024: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Pemerintah Denmark saat ini juga tengah menyelidiki pihak yang kemungkinan campur tangan dalam situasi tersebut.

Tepatnya pembakaran Al Quran yang  mengatasnamakan kebebasan berekspresi, yang diduga dimanfaatkan oleh kelompok tertentu.

"Denmark sedang menjajaki kemungkinan campur tangan dalam situasi khusus dalam kebebasan berekspresi Denmark," ungkap Menlu Denmark.

"Itu akan menjajaki kemungkinan campur tangan dalam situasi khusus dimana negara, budaya dan agama lain dihina, tambahnya.

"Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi negatif yang signifikan bagi Denmark. Paling tidak berkaitan dengan keamanan," sambungnya.
 
Baca Juga: Australia Dampingi Prancis Lolos ke Babak 16 Besar, Denmark Menangis Kalah 0-1

pernyataan tersebut disampaikan sebelum pada Minggu malam, 30 Juli 2023. Tepatnya sebelum pembakaran Al Quran terjadi kembali di Swedia.

Negara Nordik seperti Swedia dan Denmark dan negara-negara Eropa Utara memang kerap kali rasis terhadap agama Islam.

Pembakaran Al Quran dan pemukulan atau diskriminasi terhadap negara Muslim sangat sering terjadi di negara-negara tersebut.

Protes dan aksi yang menimbulkan dampak Islamofobia tersebut dilakukan oleh warga, aktivis atau bahkan tokoh pemerintahan negara tersebut.

Meskipun kecaman dan protes meluas, serangan terhadap Al-Qur'an berlanjut pada Senin di Swedia juga termasuk Denmark.

Di Denmark, Ibukota Kopenhagen Danske Patrioter (Patriot Denmark) yang juga
disebut kelompok anti-Islam dan ultra-nasionalis.

Membakar kembali salinan kitab suci umat Islam tersebut di depan kedutaan Arab Saudi.

Sementara di Swedia, Salwan Momika dan rekannya yang merupakan pengungsi dari Irak.

Juga membakar Al Quran di depan Parlemen Swedia dan menuntut agar Islam dilarang di negara tersebut.***

Editor: Muh Romli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x