Kabar Dua Bencana Besar Dunia: Korban Maroko dan Libya Bertambah, PBB Jamin Bantuan

- 15 September 2023, 07:23 WIB
Pemukiman yang terendam banjir akibat hujan lebat melanda wilayah timur Libya pada Minggu, 10 September 2023.
Pemukiman yang terendam banjir akibat hujan lebat melanda wilayah timur Libya pada Minggu, 10 September 2023. /Antara/

PRIANGANTIMURNEWS - Dua bencana besar Dunia telah terjadi dalam kurun waktu satu pekan di Benua Afrika. Keduanya menjadi bencana yang sangat mematikan di penghujung 2023.

Kondisi mencekam tergambarkan dari laporan jumlah korban yang terus meningkat, dari hari ke hari.

DAMPAK GEMPA MAROKO

Diawali Gempa dahsyat dengan kekuatan 7,0 magnitudo yang terjadi pada Jumat malam, 8 September. Berpusat di Marrakesh, Maroko.

Baca Juga: Korban Banjir Libya Capai Angka 5300 Jiwa! Jadi Bencana Bandang Paling Mematikan Tahun 2023

Dimana saat ini laporan update korban jiwa akibat Gempa Maroko sedikitnya telah mencapai angka 2.946 kematian dan 5.674 lainnya mengalami luka-luka.

Institut Geofisika Nasional Maroko, menyebut gempa tersebut merupakan yang terkuat melanda negara di Afrika Utara dalam satu abad terakhir.

Serta menempati posisi kedua gempa paling mematikan kedua tahun 2023, setelah Gempa Turki yang terjadi Februari lalu.

Baca Juga: Banjir Bandang Melanda Libya Timur, 2000 Tewas dan Ribuan Orang Hilang

Setidaknya sebanyak 50.000 rumah runtuh utuh atau akibat gempa mematikan yang terjadi di Negara Maroko.

DAMPAK BANJIR LIBYA TIMUR

Selang dua hari kemudian, bencana besar kembali terjadi. Banjir bandang menyapu bersih Libya Timur yang dikuasai Tentara Nasional Libya mulai Minggu, 10 September 2023.

Hujan deras akibat Badai Daniel adalah pemantik awal dari bencana Banjir Libya. Bendungan di Kota Pesisir Derna, hancur akibat tak mampu membendung lebih banyak air.

Baca Juga: 46 Warga Korea Selatan Meninggal akibat Hujan Deras yang Sebabkan Banjir Mengerikan

Menyebabkan air bah menyapu sebagian Kota Derna dan meluas hingga wilayah Benghazi, Al-Bayda, Al-Marj, serta Soussa yang paling terdampak.

Bahkan laporan resmi korban jiwa sudah mencapai 8.000 akibat akibat banjir Libya Timur hingga saat ini.

Walikota Derna Abdulmenam al-Ghaithi memperkirakan jumlah kematian di seluruh kota bisa diperkirakan akan mencapai 18.000 hingga 20.000.

Baca Juga: Sebagian Area Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Terendam Banjir

Angka tersebut dihitung berdasarkan jumlah distrik yang hancur akibat banjir. Para pejabat menyebutkan jumlah orang hilang saat ini bahkan telah mencapai 10.000 orang.

Sementara laporan dari Badan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA PBB) sebanyak 884.000 orang terkena dampak langsung badai dan banjir bandang di Libya.

DONASI BANTUAN

Badan bantuan PBB OCHA, pada hari Kamis, 14 September 2023 meminta dana sebesar 71,4 juta US dollar.

Baca Juga: Presiden Erdogan Banjir Pujian Pemimpin Negara, Usai Memenangkan Pemilu Turki Tahun 2023

Bertujuan untuk menanggapi kebutuhan yang  paling mendesak dari ribuan orang yang terkena dampak banjir mematikan di Libya.

Serta sebagai tanggapan dari korban jiwa yang tembus angka 8.000 kematian, yang jauh lebih besar dari Gempa Maroko. Pernyataan tersebut disampaikan oleh kepala bantuan PBB, Martin Griffiths.

“Skala bencana banjir ini mengejutkan karena seluruh lingkungan telah terhapus dari peta. Seluruh keluarga, yang terkejut telah tersapu banjir,” ungkap Griffiths.

Baca Juga: Banjir Bandang di Sumut Hanyutkan Mobil dan Lumpuhkan Arus Lalu Lintas

Sementara untuk donasi bantuan yang diajukan terhadap Maroko oleh OCHA masih belum terkonfirmasi lebih lanjut.

Tetapi, dalam pertemuan yang diselenggarakan Raja Mohammed VI di Pengadilan Kerajaan Maroko.

Dirinya menyatakan pemerintah akan memberikan bantuan darurat senilai 30.000 dirham (sekitar 3.000 US dollar) kepada keluarga yang terkena dampak Gempa Maroko.

Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Getaran Banjir terjadi di Gunung Semeru Lumajang

Berupa bantuan keuangan langsung sebesar 140.000 dirham (sekitar 14.000 US dollar) akan diberikan untuk rumah-rumah yang roboh total.

Serta 80.000 dirham (sekitar 8.000 US dollar) untuk rumah-rumah yang roboh sebagian.

LAPORAN KEMENLU TERKAIT WNI

Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri menyampaikan bahwa WNI yang tinggal di Libya jauh dari lokasi banjir.

Baca Juga: 4 Langkah dalam Menangani Banjir Bandang, Antisipasi Aliran Deras Tiba-Tiba

"Tercatat yang ada di Benghazi ada 10 orang (WNI) dan kami sudah kontak kondisinya aman," papar Judha.

Perlu diketahui Bangzi adalah salah satu dari Kota di libya yang terdampak banjir Libya.

Sedangkan terkait dengan informasi WNI dari Maroko, saat ini dirinya masih belum mendapatkan laporan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban Gempa.

Baca Juga: Bekasi Dilanda Banjir, Air Menggenang Pemukiman Warga 10 hingga 70 Centimeter

Itu karena mayoritas WNI di Maroko tinggal di wilayah Rabat dan Casablanca yang juga cukup jauh dari titik pusat gempa yang terjadi di wilayah Pegunungan Atlas.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x