Seorang Dokter di RS Al Shifa Memberikan Kesaksian Terkait Pasukan Israel Masuk ke Dalam RS

- 17 November 2023, 16:00 WIB
 Tentara Israel melakukan operasi darat di kompleks rumah sakit Al Shifa, Kota Gaza/ANTARA/REUTERS/HO-IDF
Tentara Israel melakukan operasi darat di kompleks rumah sakit Al Shifa, Kota Gaza/ANTARA/REUTERS/HO-IDF /

PRIANGANTIMURNEWS - Dalam tragedi yang terjadi di rumah sakit Al Shifa di Gaza, ada seorang dokter memberikan kesaksian pasukan Israel masuk ke dalam rumah sakit.

Menurut keterangan dokter saat itu merupakan momen ketakutan luar biasa saat pasukan Israel menyerbu kompleks medis tersebut.

Ahmed El Mokhallalati, seorang ahli bedah berpengalaman, memberikan keterangan tentang suara ledakan mengerikan yang memenuhi udara sekitar rumah sakit lebih dari sebulan, mencapai puncaknya pada Selasa 14 November 2023 malam.

Baca Juga: Angkatan Bersenjata Yaman Tembakan Rudal ke Titik Sensitif Israel

Ahmed mengatakan dengan suara parau via telephone, banyak teriakan kehancuran merobek hatinya, suara ledakan yang menggelegar membuat bulu kuduk berdiri.

Kemudian dia melanjutkan, pada saat itu, dirinya menyadari atas kehadiran tank-tank yang menakutkan. Salah satu monster besi itu memasuki rumah sakit melalui gerbang utama timur, hal itu mengejutkan hati para pekerja medis di unit gawat darurat.

Israel, dalam tanggapannya, menyatakan bahwa serangannya itu dilakukan karena Hamas diduga menggunakan rumah sakit sebagai pusat komando dan terowongan terkait untuk menyandera.

Baca Juga: 15.000 Bayi Palestina akan Lahir di Gaza saat Genosida Israel: Rata-Rata Kembar!

Tetapi, Ahmed dengan tegas membantah klaim tersebut, dia menyebutnya sebagai kebohongan besar. Pada hari Rabu 15 November 2023 pagi, dia merasa lega saat pasukan akhirnya memasuki kompleks, namun tetap tergantung di udara, seiring ketakutan akan serangan bom Israel yang masih mengintai di luar rumah sakit.

Seraya menunjukan lubang besar yang merobek dinding ruangan di bangunan rawat jalan, dia mengungkapkan segala jenis senjata dipakai dalam serangan di area rumah sakit. Mereka menyerang langsung, dan kami hanya berusaha menghindari jendela-jendela yang menjadi saksi bisu

Dengan suara ledakan yang terus menerus sebagai latar belakang, Ahmed menceritakan momen menegangkan ketika Israel memberikan peringatan kepada pemerintah sebelum serangan, namun para staf tidak memiliki informasi rinci tentang  serangan itu akan bergerak.

Pada saat pasukan Israel mengepung gedung rumah sakit, situasi menjadi sunyi senyap, Ahmed menyatakan, tidak ada tindakan operasional, dirinya bersama para medis yang lain hanya menanti kapan ini akan berakhir, apakah dirinya bersama yang lain akan bertahan atau tidak. Hanya terdiam, tanpa dapat melakukan apa-apa, menunggu hingga serangan menghentikan atau berakhir.

 

Baca Juga: 15.000 Bayi Palestina akan Lahir di Gaza saat Genosida Israel: Rata-Rata Kembar!

Nasib Al Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, semakin menjadi sorotan kekhawatiran internasional karena kondisinya yang semakin memburuk. Kurangnya bahan bakar, obat-obatan, makanan, serta udara yang semakin memperparah situasi.

Pada hari Selasa, upaya penguburan massal dilakukan di dalam kompleks untuk menghormati  100 jenazah pasien yang membusuk. Tiga bayi baru lahir meninggal setelah harus dipindahkan dari inkubator ke tempat tidur biasa.

Di akhir cerita dengan suara penuh duka Ahmed menutup keterangannya dengan berbagi kabar tragis bahwa meskipun 36 bayi baru lahir lainnya berhasil bertahan selama 24 jam terakhir, beberapa pasien dalam perawatan intensif telah meninggal. Hampir lima pasien ICU setiap hari, disebabkan kekurangan oksigen yang menjadi nyawa bagi mereka.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x