Mau Deteksi Ada Tidaknya Covid-19 Dalam Waktu Cepat, Pakai Aja Si CePAD

11 Januari 2021, 09:30 WIB
Ilustrasi vaksin covid-19 /ANTARA FOTO

PRIANGANTIMURNEWS - Peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung berhasil membuat alat pendeteksi Covid-19 berbasis antigen.

Alat Deteksi Cepat Buatan Unpad (CePAD), tersebut bisa mendeteksi ada atau tidaknya Covid-19 hanya dalam waktu 15 menit.

Direktur Inovasi dan Korporasi Unpad Diana Sari mengatakan, Unpad menjadi satu-satunya universitas di Indonesia yang menciptakan tes pendeteksi Covid-19 berbasis antigen. Sensitivitas CePAD mencapai 82% dengan tingkat akurasi 91,5%.

Baca Juga: Jasa Raharja Siap Berikan Santunan Kepada Seluruh Korban Pesawat Sriwijaya Air 182

Untuk melihat adanya Covid-19 atau tidak, tenaga medis mengambil sampel lendir di tenggorokan. Kemudian, sampel tersebut diletakkan pada alat CePAD.

Dalam 15 menit bisa diketahui ada atau tidaknya virus Covid-19. Proses pendeteksian Covid-19 harus dilakukan dengan bantuan tenaga kesehatan, tidak bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat.

Selain hasilnya bisa diketahui secara cepat, pendeteksian Covid-19 dengan CePAD juga tidak mahal, yakni Rp 120.000 per satu kali tes.

Baca Juga: Horeee, Bantuan BPUM UMKM Rp2,4 Juta Cair Januari 2021 Ini, Hanya Harus Diambil Sendiri

"Kami hitung apabila produksi lebih banyak sampai 1 juta unit, harga bisa dibawah Rp 120.000," kata Diana dalam acara pengenalan CePAD di Sekretariat Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran, Sabtu (9/1/2021).

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah memesan CePAD sebanyak 10.000 unit dan beberapa telah didistribusikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin.

Kementerian Riset dan Teknologi juga telah memesan alat tersebut sebanyak 3.000 unit. Diana memastikan kapasitas produksi CePAD bisa mencapai 500.000 unit per bulan.

Baca Juga: Pantai Karang Tirta Akan di Desain Jadi Salahsatu Destinasi Wisata Andalan di Pangandaran

Tidak menutup kemungkinan juga CePAD bisa diekspor, namun terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

Dikatakan Diana, penelitian untuk membuat CePAD dimulai April 2020. Sebelumnya, peneliti Unpad sedang meneliti tentang flu burung.

Namun, hadirnya pandemi Covid-19 mendorong para peneliti menghentikan sementara penelitian flu burugn dan beralih ke Covid-19.

Baca Juga: Kabin Ekonomi Premium Baru di Pesawat Emirates A380

Setelah berhasil membuat CePAD, peneliti Unpad sedang membuat alat pendeteksi Covid-19 yang lebih nyaman digunakan. Sampel untuk mendeteksi adanya Covid-19 cukup diambil dari ludah.

Ludah kemudian diteteskan ke alat deteksi dan hasilnya pun bisa diketahui dalam waktu cepat. Direncanakan, pembuatan alat tersebut rampung pada Februari 2021.***
(Rani Ummi Fadila/Pikiran Rakyat)

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler