Ratusan Korban Investasi Jabon Datangi PT GMN, Uang Investasi Mencapai Rp17 Miliar

31 Januari 2021, 20:25 WIB
PARA korban investasi jati kebon bodong dari PT GMN mendatangi kantornya menuntut pertanggungjawaban terkait nasib investasi mereka di Kantor Mulia Sejahtera di Jalan Terusan Antapani, Kota Bandung pada Sabtu 30 Januari 2021.* /Mochamad Iqbal Maulud/Pikiran Rakyat)/

PRIANGANTIMURNEWS - Ratusan warga korban dari investasi pohon jati kebon (jabon) mendatangi manajemen PT Global Media Nusantara.

Kedatangan mereka untuk meminta pertanggungjawaban manajemen PT GMN) terkait dengan investasi jabon.

Mereka yang datang dari Yogyakarta dan Hongkong ini meminta kejelasan terkait investasi mereka yang tak kunjung memberikan hasil.

Baca Juga: Perbedaan Seserahahan, Hantaran dan Mahar, Calon Pengantin Wajib Tahu


Para korban yang tergabung dalam Green Warrior (GW) ini pun mendatangi Kantor Mulia Sejahtera milik PT GMN. Mereka berkumpul dengan tetap menjaga protokol kesehatan dengan ketat ini ke kantor tersebut. Diketahui kantor tersebut berada di Jalan Terusan Antapani, Kota Bandung.


Salah satu korban asal Yogyakarta Sri Utami (45) mengatakan kedatangannya ke Kota Bandung adalah untuk meminta pertanggungjawaban terkait panen pohon Jati Kebon (Jabon) hasil investasi yang ditanam lima tahun lalu. Hanya saja hingga waktunya panen tidak terealisasi.  


"Paling pokok adalah kami sampai datang kesini, kondisi Covid-19 seperti ini ya, ini tidak mudah bagi kami ya. Kami hanya ingin meminta pertanggungjawaban dari PT Global Media Nusantara dan juga PT Argo Bisnis," ujarnya di lokasi pada Sabtu 30 Januari 2021.

Baca Juga: Denny Cagur: Politik Itu Narkoba Semakin Mendalami Semakin Seru, Deddy Corbuzier Pertanyakan Gaji


Selain itu, Sri Utami juga khawatir ketika mendengar ada gugatan kepailitan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang dilayangkan ke PT Global Media Nusantara dan juga PT Agro Bisnis pada 25 Januari 2021. Hal ini pun lanjut dia menyebabkan tuntutan para investor terancam tidak dapat dilakukan alias nihil. 


"Kami sangat resah ketika mendengar ada gugatan terkait hutang PT GMN, karena memang benar bahwa aset-aset kami ada disitu, ya ini semakin membuat kita resah. Kalau saya dulu inves pohonnya sekitar Rp12 juta. Kami dan temen-temen ya di seluruh Indonesia ya sekitaran ada Rp17 miliar lebih," katanya. 


Salah satu korban investas Jabon lannya adalah Feri (40) yang berasal dari Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Wagub Jabar Tinjau Pembangunan BTS di Pangandaran yang Dikelola Bumdes

Menurut Feri dia mengajak teman-temannya yang berada di Hongkong untuk berinvestasi pohon Jabon tersebut. 


"Banyak Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hongkong yang ikut serta program ini, yang dulunya menggantungkan harapan kan saya diajak ketemu dengan KJRI lah disana, bersyukur membantu TKW untuk bisa punya tabungan di sini," ujarnya. 


Selain itu, Feri juga menuturkan bahwa TKW di Hongkong yang menjadi korban investasi Jabon berjumlah ratusan. 

Baca Juga: Terkena Serangan Jantung, Ketua IDI Pringsewu Tutup Usia

"Banyak bahkan ratusan orang, omset dari sana juga sampai miliaran. Pernah juga bikin acara di Hongkong di sana, Pak Wira pemilik perusahaan juga sempat diundang hadir untuk menjelaskan programnya seperti apa, bahkan ketemu dengan orang KJRI di Hongkong. Intinya ini ketidak professional perusahaan, tidak serius. Dulu saya investasi Jabon itu sekitar Rp 40 juta," kata Feri.


Setelah melewati waktu lima tahun, pohon Jabon yang diharapkan oleh Feri tak kunjung panen dan tidak terealisasi.  


Aksi ini dihadiri para investor dari seluruh Indonesia seperti Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera, Kalimantan, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan perwakilan dari para TKI Hongkong dan Arab Saudi. 

Baca Juga: 22 Kios Aksesories dan Dua Warung di JalaN Soekarno Hatta Bandung Terbakar


Sementara itu, bisnis ini kemudian terintegrasi menjadi International Green Invesment System disingkat IGIST. Modusnya, bisnis ini dapat menyelamatkan bumi, sedekah oksigen, penghijauan dan gerakan mulia lainnya yang membuat banyak orang berminat menanamkan modalnya.


Banyak masyarakat tertarik bergabung dengan GW karena diiming-imingi keuntungan menggiurkan dari investasi pohon Jabon. Dengan pertumbuhan pohon yang cepat, investor dijanjikan sudah bisa panen di tahun ke-5 dan ke-10. 


Satu pohon Jabon seharga Rp 350 ribu, untuk keuntungannya pada tahun ke-5 bisa mencapai jutaan rupiah perpohonnya. Jika membeli lebih dari 10 pohon Jabon, maka keuntungan yang didapat pada tahun ke-5 mencapai puluhan juta rupiah. 

Baca Juga: 109 Kepala Daerah dari PDIP Merupakan Kader NU


Investor pohon dijanjikan panen lima tahun, dengan pembagian keuntungan 70:30, antara mitra sebagai pemilik pohon dan petani sebagai perawat yang bekerja sama dengan PT GMN. Panen kedua jangka waktu 3,5 tahun dengan pembagian 50:50.***
(Mochamad Iqbal Maulud)

 

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler