Tekan Klaster dari Pabrik, Satgas Covid-19 Bekasi Siapkan Tes Usap Massal Jilid II

2 Februari 2021, 10:56 WIB
Ilustrasi tes usap atau swab test. /Pikiran-rakyat.com/Ade Bayu Indra/

PRIANGANTIMURNEWS - Upaya untuk memutus mata rantai Covid-19 terus dilakukan Kabupaten Bekasi.

Kini Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi tengah menyiapkan tes usap massal jilid II bagi para karyawan pabrik.

Tes usap dilakukan lantaran jumlah kasus pada klaster di kawasan industri dinilai masih tinggi.  

Dikutip Priangantimurnews dari Pikiran Rakyat Komandan Distrik Militer 0509 Kabupaten Bekasi, Letnan Kolonel Kavaleri Tofan Tri Anggoro mengatakan, pemeriksaan kali ini ditargetkan mampu menggapai sedikitnya 5.000 orang.
Meski demikian, tes usap massal bakal dilakukan secara acak dengan metode purposive sampling.

“Rencana kami bisa 5.000 orang yang di-tes swab, sebelumnya kan sampai 2.000 orang. Kali ini rencananya lebih banyak. Namun dengan metode purposive sampling agar bisa menjangkau lebih banyak perusahaan,” ucap dia, Senin  1 Januari 2021.

Anggoro mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan pemetaan sebagai bagian dari persiapan teknis. Tes massal inipun mengacu pada banyaknya kasus covid-19 di setiap perusahaan.

“Kami sudah rencanakan dan dibahas juga, untuk teknisnya. Kami ingin secepatnya ya direalisasikan. Kami juga mengecek kondisi di setiap perusahaan, bahkan di setiap sif pekerjaan dan antara line. Ini untuk memetakan aktivitas pekerja itu sendiri,” kata Anggoro yang juga Wakil Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Bekasi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Enny Mainiarty mengatakan, klaster covid-19 di kawasan industri masih terjadi.

Kondisi ini memicu penyebaran klaster lainnya, mulai dari perkantoran dan rumah tangga. Hanya saja, Enny tidak menjelaskan jumlah kasus terkini di klaster industri.

“Jadi memang kondisinya demikian. Klaster di industr masih terjadi, di rumah tangga pun demikian dan di kantor juga sama. Sehingga memang harus menjadi perhatian kita semua. Patuhi protokol kesehatan karena itu yang harus sama-sama kita lakukan,” ucap dia.

Sementara itu, Juru Bicara Covid-19 Kabupaten Bekasi,  Alamsyah mencatat selama pandemi ada 31 tenaga kerja asing di kawasan industri yang terpapar covid-19.

“Iya (31 WNA yang bekerja di kawasan industri) positif corona selama pandemi ini," kata Alamsyah.

Alamsyah tak menjelaskan lebih rinci status maupun kawasan industri mana WNA itu bekerja. Akan tetapi, disebutkannya WNA itu sudah dalam sembuh seluruhnya.

 “Namun tentu saja ini harus tetap menjadi perhatian semua untuk tetap menerapkan protokol kesehatan,” ucap dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bekasi, Muhammad Nuh mengkritisi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dinilai tidak efektif. Pasalnya, angka covid-19 kian meningkat dan penanganan serta pencegahan tak maksimal.

"PPKM harus dibarengi dengan tracking yang serius. Ketersediaan alat kesehatan menjadi sebab tidak efektif dan penanganan covid (kurang maksimal),"kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, M Nuh.

Dikatakan dia, perlu adanya sosialisasi kemasyarakatan melibatkan tokoh agama dan sampaikan hingga akar rumput tentang pencegahan serta penanganan Covid -19.

Ia pun menambahkan faktor ketahanan pangan menjadi pendukung penanganan cepat Covid-19 tersebut.

“Sarana deteksi covid seperti swab yaitu swab antigen dan rapid tes harus diperbanyak. Kenyataan dari pemeriksaan hingga mendapatkan hasil memakan waktu hingga 1 hari," ucapnya.***
(Tommi Andryandy/Pikiran Rakyat)

Editor: Muh Romli

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler