MENGEJUTKAN, Pelaku Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Faham Ilimu Forensik, Begini Penjelasa dr Hastry

- 7 Desember 2021, 19:12 WIB
Ahli forensik dr Sumy Hastry Purwanti diwawancara YouTuber Denny Darko. Berdasarkan pengalaman dr Sumy Hastry menyebut pembunuh ibu dan anak di Subang pelakunya lebih dari satu orang dan berencana.
Ahli forensik dr Sumy Hastry Purwanti diwawancara YouTuber Denny Darko. Berdasarkan pengalaman dr Sumy Hastry menyebut pembunuh ibu dan anak di Subang pelakunya lebih dari satu orang dan berencana. /YouTube Denny Darko

PRIANGANTIMURNEWS - Penyelidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang memang tergolong lama. Kendati sudah memasuki bulan keempat pelaku belum juga terungkap.

Lambatnya pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, selain polisi memang berhati-hati juga karena pelaku pembunuhan memang sangat rapi dan menguasai ilmu forensik.

Dengan alasan itulah, penyidik agak kesulitan untuk menemukan barang bukti terkat kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut.

Baca Juga: WASPADA, Ada Pencuri saat Hujan Deras

Menurut ahli forensik dari Mabes Polri Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti mengenai penyebab mengapa pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang lambat, karena pelaku sangat paham ilmu forensik.

Ini dibuktikan dengan minimnya jejak pembunuhan dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang yang merenggut nyawa Ny. Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel.

Sosok pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang diduga kuat sosok yang sangat berhati-hati dan waspada. Demikian ditegaskan dr. Hastry dalam perbincangannya di kanal Youtube milik Denny Darko yang tayang 23 November 2021 lalu dan dilihat DeskJabar.com Minggu 5 Desember 2021.

Baca Juga: Oknum Brimob Diduga Lakukan Penembakan Terhadap Warga  Sipil di Amahai, Maluku


Hastry mengungkapkan, bahkan di jenazah Tuti dan Amalia sudah tak ditemukan sidik jari. Sidik jari di jenazah Tuti dan Amalia alias Amel hilang karena lebih dulu dibersihkan oleh pelaku. Kondisi jenazah Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel saat ditemukan di dalam bagasi mobil sudah bersih.

Menurut Hastry, sidik jari dalam tubuh bisa hilang jika dibersihkan dengan sabun. Hastry meyakini, yang tahu persis bagaimana cara menghilangkan jejak sidik jari dalam tubuh dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang adalah orang yang memang ahli atau mengetahui forensik.

Apa yang dilakukan pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang dengan membersihkan (memandikan?), jenazah korban Tuti dan Amalia, kata dr. Hastry, sudah jelas maksudnya untuk menghilangkan jejak.

Baca Juga: Hanya Satu Kali Klik, Cara Download YouTube Mengubah Video Menjadi MP3 dan MP4 di Savefrom.net

Selain sudah membersihkan dan memandikan jenazah keduanya sebelum dimasukkan ke dalam mobil Alphard, ungkap Hastry, pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang juga mengelap sejumlah tempat di tempat kejadian perkara (TKP), termasuk setir mobil dan pintu-pintu.


Atas dasar itulah, dr Hastry berkesimpulan jika pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang memiliki ilmu pengetahuan luar biasa dan sangat paham dunia forensik. Mengetahui ilmu foresnik dimungkinkan, jelas Hastry, karena saat ini sangat mudah mengakses pengetahuan tentang forensik melalui internet.

Meski demikian, dr. Hastry mengungkapkan, tidak ada kejahatan yang sempurna. Tim Inafis Mabes Polri dan Polres Subang masih bisa mendeteksi sidik jari pembunuh ibu dan anak di Subang di tembok yang kering, pintu masuk, pintu keluar, dan di mobil.

Baca Juga: Tragedi Penembakan Anggota Brimob Terhadap Warga Sipil, Seakan-Akan Sedang Perang

"Bisa ditemukan, mungkin waktu membersihkan cepat-cepat. Kemarin saya dapat, sidik jari di sekitar mobil, di rumah juga," ujar dr Hastry.

Meski sedikit, jelas Hastry, petunjuk yang didapat dianggap sudah cukup kuat untuk menjadi alat bukti yang bisa menjerat tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang. Karena kepolisian didukung oleh tim forensik yang terdiri daeri berbagai disiplin ilmu.

Kata dr Hastry, untuk lebih menguatkan ke arah penunjukkan tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang, bukti yang didapat itu dipadukan dengan alat bukti lainnya seperti hasil tes lie detektor, psikologi forensik hingga ilmu grafologi.

Lebih lanjut Hastry menjelaskan, pemeriksaan forensik yang dilakukannya dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang sebenarnya sudah rampung dan apa yang menjadi temuannya sifatnya mutlak.

Menurut dr. Hastry, ada beberapa petunjuk penting yang bisa membawa polisi untuk menentukan siapa dalang pembunuh ibu dan anak di subang.

Baca Juga: Biodata Presenter Kocak Gilang Dirga, dari Umur, Instagram hingga Hobi

Petunjuk itu, antara lain Hastry menyebut adanya puntung rokok yang banyak ditemui di TKP pembunuh ibu dan anak di Subang, tepatnya di Kampung Ciseuti, Jalancagak.

Dikatakan dr. Hastry, untuk mengungkap DNA yang ditemukan di puntung rokok dibutuhkan satu bulan. Ini disebabkan karena penyidik harus mencocokkan DNA itu dengan waktu kematian korban pembunuh ibu dan anak di Subang.

"Itu yang sulit karena harus kita ulang lagi, kita bandingkan dengan properti atau sisa-sisa rokok yang lain. Karena rumah itu banyak didatangi orang-orang dari yayasan. Oh... yang baru itu DNA siapa, sesuai gak dengan waktu kejadian, dengan waktu kematian? Jadi lamanya di situ," terang Hastry.

Baca Juga: MENIT-MENIT Terakhir Jelang Pengungkapan Pelaku Pembunuhan di Subang, Danu Masuk Polda Jabar Lagi Ada Apa?

Namun begitu, kata Hastry, pihaknya memastikan sudah menemukan petunjuk penting kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini karena sudah diteliti dan diperiksa secara detil di laboratorium forensik di Jakarta.

Dari pentunjuk rokok pula, ungkap Hastry, bisa dijadikan pintu untuk mengungkap calon tersangka kasus pembunuh ibu dan anak di Subang dilihat dari caranya dia menghisap rokok.

Pada identifikasi puntung rokok, jelas Hastry bisa diketahui bagaimana profil orangnya. Menurutnya, profile yang merokok itu berbeda-beda setiap orangnya.

Ada yang habis sampai satu batang rokok, ada juga yang hanya habis tiga perempatnya saja. Kemudian bisa diamati dari cara memegang rokoknya.

Baca Juga: Kronologis Warga Sipil Ditembak Anggota Brimob di Provinsi Maluku, Potret Korban Beredar di Medsos

"Kita juga bisa profile dari saksi-saksi ini. Bagaimana dia memegang rokok, bagaimana dia menghabiskan rokok, itu bisa dihabiskan ternyata berbeda-beda. Nanti bila sewaktu-waktu diumumkan (tersangka), memang cara merokoknya seperti itu," kata dr. Hastry.

Diungkapkan, dari puluhan saksi yang merokok telah menjadi bahan identifikasinya. Orang perorang diprofile dan dicatat secara teliti.

Orang itu merokok, bagaimana cara pegang rokoknya, bagaimana kebiasaan menghabiskannya dan merknya apa, semua sudah ada rekamannya.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah