Komite Keamanan EMA: Manfaat Vaksinasi Covid-19 Lebih Besar daripada Resiko Efek Sampingnya

- 19 Maret 2021, 08:01 WIB
Ilustrasi Vaksin COVID-19 AstraZeneca
Ilustrasi Vaksin COVID-19 AstraZeneca /Twitter/@Reuters/

PRIANGANTIMURNEWS – Vaksinasi Covid-19 terus dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya memutus mata rantai pandemi Covid-19.

Namun tak dipungkiri, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang takut untuk melakukan vaksinasi. Karena takut akan muncul dampak negatif seperti lemas, pusing bahkan bisa lumpuh setelah divaksin.

Melihat adanya kekhawatiran tersebut, Komite Keamanan EMA memastikan bahwa vaksinasi covid-19 tidak memiliki efek samping.

Baca Juga: Meningkatnya Jumlah Perceraian di Pangandaran Diakibatkan Kondisi Ekonomi Selama Pandemi Covid-19


Dari hasil riset yang dilakukan EMA, PRAC menyimpulkan pada orang yang divaksin Covid-19 Astrazeneca, manfaat dalam memerangi ancaman COVID-19 lebih besar daripada risiko efek sampingnya.


Seperti dikutip priangantimurnews.com dalam pernyataan tertulisnya, PRAC menyatakan vaksin tidak terkait dengan peningkatan risiko pembekuan darah secara keseluruhan (kejadian tromboemboli) pada mereka yang menerimanya.

Komite Keamanan Agensi Obat Eropa tersebut juga menyimpulkan tidak ada bukti adanya masalah yang terkait dengan bets tertentu dari vaksin atau ke lokasi produksi tertentu.

Namun, vaksin dapat dikaitkan dengan kasus pembekuan darah yang sangat jarang yang terkait dengan trombositopenia, yaitu rendahnya tingkat trombosit darah (elemen dalam darah yang membantunya menggumpal) dengan atau tanpa perdarahan, termasuk kasus langka gumpalan di pembuluh darah yang mengalirkan darah dari otak (CVST).

Baca Juga: Meningkatnya Jumlah Perceraian di Pangandaran Diakibatkan Kondisi Ekonomi Selama Pandemi Covid-19

Hal tersebut merupakan kasus yang jarang terjadi - sekitar 20 juta orang di Inggris dan EEA telah menerima vaksin pada 16 Maret dan EMA telah meninjau hanya 7 kasus pembekuan darah di beberapa pembuluh darah (koagulasi intravaskular diseminata, DIC) dan 18 kasus CVST.

Halaman:

Editor: Muh Romli

Sumber: European Medicine Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah