Hadirin yang berbahagia.
Sekedar merenungi kembali momentum Idul Adha, kesanggupan Nabi Ibrahim mengorbankan anak kandungnya sendiri Nabi Ismail, di samping menguji ketaatan beliau bahwa perintah Allah SWT yang harus dipatuhi.
Juga Allah Ta'ala memberi peringatan kepada umat yang akan datang termasuk kita, bahwa setiap orang harus sanggup mengorbankan diri, keluarga dan harta benda yang disayangi demi menegakkan perintah Allah.
Hidup adalah satu perjuangan dan setiap perjuangan memerlukan pengorbanan. Tidak akan ada pengorbanan tanpa kesusahan.
Justru kesediaan seseorang untuk melakukan pengorbanan termasuk uang dan harta benda, tenaga dan waktu, akan benar-benar menguji keimanan seseorang.
Peristiwa berkorban Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail merupakan satu noktah kejadian yang dapat direnungi oleh semua manusia dari semua level usia dan latar belakang tingkat pendidikan.
Dengan kata lain, semangat berkorban adalah tuntutan paling besar yang ada dalam lingkungan keluarga, masyarakat maupun, agama bangsa dan negara.
Di akhir khutbah ini marilah kita berdoa kepada Allah agar segala musibah dan kesulitan cepat berlalu diganti dengan keamanan kesejahteraan dan kebahagiaan.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُٓحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ مُحَٓمَّدٍ كَمَا بَاَركْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى الِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Allohuma Ya Allah Yang Maha Kuasa, pada hari ini kami berkumpul di lapangan ini, untuk melaksanakan perintahMu, melampiaskan rasa syukur kepadaMu, menyatakan rasa bahagia atas perjuangan kami selama ini.