Novi juga menyarankan agar orang tua aktif mendengar pendapat dan kesan anak-anak setelah menjalani puasa. Bagi anak-anak yang baru belajar berpuasa, diberikan kesempatan untuk merenungkan pengalaman mereka.
Pertanyaan seperti kapan momen tersulit, bagaimana mereka mengatasi, apa yang mereka rasakan, dan apakah ada pengalaman istimewa bisa membantu mereka memahami bahwa puasa memiliki makna tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain.
Baca Juga: Ilmuwan Jepang Ungkap Puasa Ramadhan dapat Mencegah Tubuh dari Penyakit Kanker
"Dengan cara ini, mereka akan menyadari bahwa berpuasa memiliki arti mendalam dan dampak positif tidak hanya bagi diri mereka sendiri, tetapi juga bagi orang di sekitarnya," katanya.
Novi menekankan pentingnya bagi orang tua untuk memberikan pelatihan berpuasa dengan bertahap sesuai kemampuan anak-anak.
Dia mengingatkan bahwa berpuasa penuh kewajiban hanya berlaku bagi yang telah mencapai usia baligh. Bagi anak-anak yang masih belajar, terutama yang kesehatannya membutuhkan perhatian khusus, dianjurkan agar berpuasa dengan memperhatikan asupan cairan dan kebutuhan kesehatan lainnya.***