Kasus Gratifikasi di Papua, KPK Ungkap Lukas Enembe Tolak Berobat di RSPAD dan Minta ke Singapura

28 Januari 2023, 17:25 WIB
Lukas Enembe diperiksa sebagai tersangka dugaan suap dan gratifikasi proyek infrastruktur di Provinsi Papua. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/YU /

PRIANGANTIMURNEWS - Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe (LE) dikatakan oleh KPK menolak untuk menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim dokter Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto di Jakarta.

KPK mengungkap bahwa Lukas Enembe justru meminta berobat ke Singapura.

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri saat ditemui di Jakarta, Jumat, 27 Januari 2023 mengatakan bahwa sebenarnya tersangka LE seharusnya menjalani kontrol rutin di RSPAD.

Baca Juga: TERUNGKAP! Ternyata Bukan Begal, Ini Kronologi Keributan Viral Pemotor Bersamurai di Flyover Kiaracondong

Namun LE menolak untuk kontrol kesehatan di RSPAD yang sebelumnya dijadwalkan pada Kamis, 26 Januari 2023.

Ia menjelaskan bahwa tersangka kasus gratifikasi di Papua itu meminta untuk berobat ke Singapura.

"Alasan dari yang bersangkutan, dia hanya mau berobat ke Singapura, tetapi tentu kan kami bisa melihat, memantau perkembangan dari kesehatan yang bersangkutan," jelasnya.

Lebih lanjut Ali mengatakan bahwa saat ini LE dalam kondisi sehat dan bisa menjalani pemeriksaan oleh penyidik KPK.

Baca Juga: Penipuan dengan Modus Kerja Sama Katering, 23 Warga Kuningan jadi Korban, Kerugian Mencapai Rp3 Miliar

"Hari ini juga bisa dilakukan pemeriksaan dibawa ke Gedung Merah Putih KPK dari rutan dan selesai dilakukan pemeriksaan," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, Lukas Enembe sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK telah dengan kasus dugaan suap dan gratifikasi proyek infrastruktur di Provinsi Papua.

Selain LE, KPK juga menetapkan Direktur PT Tabi Bangun Papua Rijatono Lakka (RL) sebagai tersangka dalam kasus itu.

Baca Juga: Aneh tapi Nyata, Sebuah Pikap Terbelah Dua, Bagian Belakang Menyalip Kepala Mobil di Depannya

Dalam kasus itu, tersangka Rijatono Lakka diduga menyerahkan uang kepada Lukas Enembe sekitar Rp1 miliar setelah terpilih mengerjakan tiga proyek infrastruktur dengan pembiayaan tahun jamak di Pemprov Papua.

Tiga proyek tersebut yakni proyek peningkatan Jalan Entrop-Hamadi dengan nilai proyek Rp14,8 miliar.

Kemudian proyek rehabilitasi sarana dan prasarana penunjang PAUD Integrasi dengan nilai proyek Rp13,3 miliar, serta proyek penataan lingkungan sarana olahraga menembak luar ruangan AURI dengan nilai proyek Rp12,9 miliar.

Selain itu, KPK juga menduga Lukas Enembe telah menerima pemberian lain sebagai gratifikasi yang berhubungan dengan jabatannya, di mana berdasarkan bukti permulaan sejauh ini berjumlah sekitar Rp10 miliar.

Baca Juga: Muntahkan Lava Pijar, Erupsi Anak Krakatau Capai 31 Kali Per Januari

Saat ini KPK sedang menahan Lukas Enembe demi kepentingan penyidikan selama 20 hari pada 11-30 Januari di Rutan KPK, Pomdam Jaya Guntur.

Sedangkan tersangka Rijatono juga telah ditahan selama 20 hari pertama pada 5-24 Januari 2023 di Rutan KPK, Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler