Panglima TNI Bantah Kabar Bantuan dari Luar Negeri untuk Pilot Susi Air, Hanya ada TNI dan Polri

28 Februari 2023, 14:27 WIB
KKB pimpinan Egianus Kogoya yang sandera pilot Susi Air diminta menyerah. /YouTube/Times/

PRIANGANTIMURNEWS- Kabar bantuan dari luar negeri untuk Pilot Susi Air  tidak benar. Di lapangan hanya ada TNI dan Polri saja yang menangani.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono S.E, M.M., pada hari Senin, 27 Februari 2023.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh panglima sekaligus menjawab dan membantah pernyataan awak media terkait adanya bantuan dari luar negeri terkait personal maupun peralatan.

Baca Juga: Profil Nasysya Wasilatul Hidayah, Hafidzah Kota Tasikmalaya yang Bercita-Cita Mulia

Disampaikan setelah memimpin upacara serah terima jabatan (sertijab) Komandan Paspampres, di Jalan Tanah Abang II, Jakarta Pusat.

"Tidak ada bantuan dari mana-mana. Di lapangan hanya TNI dan Polri, sekarang bagaimana caranya membebaskan sandera dengan selamat" ujar Yudo.

Lebih lanjut, dirinya menyampaikan bahwa dalam upaya pembebasan Philips Mark Merthens pilot berkebangsaan Selandia Baru itu tidak ada penambahan pasukan.

Baca Juga: Pengakuan Tak Biasa Thomas Doll Usai Tandang Dengan Madura United, Sampai Ungkap Begini

Baik TNI dan Polri saat ini hanya tengah mengoptimalkan pasukan yang ada di wilayah tersebut, seperti pasukan pengaman perbatasan serta prajurit TNI yang di bekerja sama dengan Polri.

Panglima TNI tersebut menyampaikan bahwa yang dihadapi Indonesia saat ini bukanlah musuh, tapi hanya gerombolan warga yang hidupnya selalu pindah-pindah saja.

Dimana, mereka selalu mengincar masyarakat sipil sebagai tameng dari aksinya yang mengancam.

Baca Juga: Keracunan Makanan Di Hajatan Pernikahan, Ratusan Warga Mengeluh Kesakitan

"Tidak mudah mengambil kelompok ini karena mereka berbaur dengan masyarakat.  kita akan mengutamakan cara persuasif kita tidak mau masyarakat yang tidak tahu apa-apa menjadi korban," tegasnya.

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) adalah sebutan untuk pemberontak yang meminta kemerdekaan Pulau Papua, dengan pemimpinnya bernama Egianus Kogoya.

Mereka sudah menyandera Philips selama 21 hari, yang dalam laporan setempat mereka disandera oleh KKB di Paro Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan sejak hari Selasa, 7 Februari 2023.

Muhammad Saleh Mustafa, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI mengaku kesulitan menemukan mereka karena strateginya yang selalu berpindah-pindah.

Baca Juga: Drama Oasis Rilis Poster Terbarunya yang Menarik, Simak Sinopsis Ceritanya

Panglima Yudo sudah mencoba memberi fasilitas negosiasi dengan KKB melalui Namia Gwijangge bersama, Pejabat Bupati Nduga bersama beberapa tokoh masyarakat dan agama.

"Kalau negosiasi ya dilaksanakan oleh pak bupati dengan tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat. Kita fasilitasi, usaha-usaha mereka kita fasilitasi," lanjutnya.

Namun bukan berarti pihaknya tidak bertindak tegas secara hukum, hanya bersifat persuasif saja untuk membujuk.

"Tapi kita dalam bertugas penegakan membantu Polri dalam penegakan hukum ya tetap kita laksanakan dengan tegas," tambahnya.

Baca Juga: Pabrik Kasur Busa di Cirebon Dilalap Si Jago Merah, Kerugian Mencapai Miliaran

Laporan lebih lanjut disampaikan oleh Irjen Pol Fakhiri, Kapolda Papua yang menyampaikan bahwa pemimpin KKB Egianus Kogoya meminta sejumlah senjata api.

Sebagai tebusan untuk pembebasan pilot Philip Mark Merthens, namun jelas permintaan tersebut ditolak karena mereka berpotensi semakin memberontak.

Serta malah akan mengganggu warga sekitar, keamanan dan timbulnya korban jiwa apabila diberi pasokan amunisi dan persenjataan.

“Memang benar Egianus meminta sejumlah permintaan dia ntaranya senjata api dan amunisi yang akan ditukar dengan pilot Philip Mark Merthens,” ungkap Fakhri.

"Selain meminta senpi dan amunisi, Egianus juga meminta sejumlah uang," lanjutnya Fakhiri.***

Editor: Galih R

Sumber: pmjnews.com

Tags

Terkini

Terpopuler