Pengunjuk Rasa di Myanmar Kembali Melakukan Pemogokan Umum untuk Menentang Kudeta Militer

- 24 Februari 2021, 07:43 WIB
Protes Kudeta Militer Myanmar di Kota Yangon.
Protes Kudeta Militer Myanmar di Kota Yangon. /Reuters/SRINGER/

"Kembali ke masa lalu akan sangat buruk," kata seorang produser video berusia 23 tahun, yang melakukan protes bersama seorang rapper dan artis digital.

"Mereka sudah mulai membuat undang-undang yang akan mencegah protes kami dan mengambil hak kami,” katanya.

Pemadaman internet, yang telah diberlakukan setiap malam selama seminggu terakhir, tetap terjadi hampir sepanjang Senin pagi di Yangon, tampaknya merupakan upaya untuk mencegah para aktivis untuk berorganisasi.

Pada Minggu malam, pasukan keamanan memasang penghalang jalan di lokasi-lokasi utama di kota, termasuk di jembatan dan di jalan-jalan menuju kedutaan asing.

Truk juga melaju di sekitar kota, pengeras suara mengumandangkan pengumuman bahwa orang-orang seharusnya tidak menghadiri protes pada hari Senin dan mereka harus mematuhi larangan pertemuan lima orang atau lebih.

Militer telah membenarkan pengambilalihannya dengan mengklaim, tanpa bukti, bahwa ada kecurangan yang meluas dalam pemilihan pada bulan November, yang dimenangkan dengan telak oleh Liga Nasional untuk Demokrasi dari Aung San Suu Kyi yang kini tetap dalam tahanan rumah, seperti halnya Presiden Win Myint.

Menurut Asosiasi Bantuan Independen untuk Tahanan Politik mengatakan bahwa setidaknya 640 orang telah ditangkap, didakwa atau dijatuhi hukuman sejak kudeta, dan sekitar 593 orang ditahan.

Kudeta, dan penggunaan kekerasan mematikan baru-baru ini terhadap pengunjuk rasa, telah dikecam oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta oleh Prancis, Jepang, Jerman, Singapura, dan Inggris.

Para menteri luar negeri Uni Eropa, yang bertemu pada hari Senin untuk membahas tanggapan mereka, mengatakan mereka siap untuk mengadopsi langkah-langkah pembatasan yang menargetkan mereka yang secara langsung bertanggung jawab atas kudeta militer dan kepentingan ekonomi mereka.***

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Rueters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah