Setahun Pandemi, Ikatan Dokter Indonesia Harapkan Segera Perkuat Kesehatan Nasional

- 2 Maret 2021, 07:10 WIB
Ketua terpilih PB-IDI periode 2021-2024 dr Adib Khumaidi
Ketua terpilih PB-IDI periode 2021-2024 dr Adib Khumaidi /Priangantimurnews/Instagram

PRIANGANTIMURNEWS- Setahun sudah Pandemi Covid-19 berada di Indonesia. Semenjak kasus meningkatnya pada tahun 2020 lalu.

Banyak orang yang berharap bahwa tahun 2021 ini pandemi selesai seutuhnya, dan kehidupan normal kembali.

Banyak faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan, dari mulai kesehatan, ekonomi, dan aktivitas manusia.

Baca Juga: Peringati Satu Tahun Kemenangan di Carolina Selatan, Joe Biden Bicara Rencana Penyelamatan dan Keadilan Rasial

Disampaikan langsung oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) mengharapkan agar pemerintah segera perkuat sinergitas sistem Kesehatan Nasional.

Tepatnya, setahun pandemi COVID-19 sudah berjalan di Tanah Ibu Pertiwi.

Dikutip priangantimurnews.com dari Antara, 'Setahun pandemi, IDI minta segera perkuat Sistem Kesehatan Nasional' Selasa, 2 Maret 2021.

Baca Juga: Grup Band Noah Keluarkan Album Baru Dibulan Maret ini, Noah: Semoga Album Tersebut Bisa Menemani Hari-hari Mu

"Pertama, memperkuat sinergitas regulasi tentang sistem kesehatan nasional yang adaptif dengan pandemi," ujar Ketua Tim Mitigasi PB-IDI yang juga merupakan Ketua terpilih PB-IDI periode 2021-2024 dr Adib Khumaidi. Jakarta, Senin, 1 Maret 2021.

Menurutnya, pemerintah harus segera melakukan peningkatan fungsi promotif dan preventif pelayanan kesehatan di setiap daerah-daerah.

"Yang paling penting adalah kemampuan testing dan tracing-nya. Kita punya kekuatan atau modal yang cukup besar di dalam kemampuan itu, adalah Puskesmas," katanya.

Baca Juga: KH Aminudin: Ingin Cetak Generasi Berakhlakul Karimah, Jauhkan dari Minuman Keras dan Maksiat

Strategi kedua, ujar dia, mempersiapkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), yakni dengan mengklaster rumah sakit yang memang difokuskan untuk penanganan COVID-19, namun tetap juga memperhatikan penanganan yang bukan pasien COVID-19.

"Kemarin kan diperbanyak untuk rumas sakit rujukan COVID-19. Kalau kita bicara rumah sakit rujukan COVID-19 artinya diekskalasi untuk menjadi rumah sakit COVID-19. Padahal, masalah kesehatan bukan hanya COVID-19 saja. Ini melakukan redesain rumah sakit dengan zonasi supaya pelayanan non COVID-19 masih bisa dilakukan tapi tidak berpotensi untuk kemudian tertular COVID-19," ujar dia.

Untuk strategi ketiga, Adib menyampaikan harus memperkuat industri teknologi dan kesehatan. "Itu bisa dengan membangun kesiapan infrastruktur industri, baik obat, alat kesehatan, termasuk vaksin, ini menjadi upaya yang harus dilakukan".

Baca Juga: Warren Buffet tetap Optimis Berkshire akan Tetap Bertahan meski Pandemi Melanda

Dan strategi keempat, ia mengatakan harus memperkuat kesadaran dan kepatuhan masyarakat dengan memberdayakan organisasi informal.

"Di antaranya memberdayakan organisasi informal di tingkat masyarakat khususnya RT dan RW sebagai garda terdepan. Kemudian, meningkatan ketersediaan literasi dan sumber-sumber informasi tentang COVID-19," katanya menjelaskan perihal kesiapan tingkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) untuk memutus penularan COVID-19.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x