Pendidikan di Masa Pandemi, Ketua PGRI: Pemerintah Harus Fokus pada Penyiapan Berbagai Skenario Pembelajaran

- 25 Juni 2021, 21:15 WIB
Tangkap layar kegiatan diskusi terbatas tentang pendidikan di masa pandemi yang diselenggarakan Lembaga Survei Kedai Kopi pada hari Kamis, 24 Juni 2021
Tangkap layar kegiatan diskusi terbatas tentang pendidikan di masa pandemi yang diselenggarakan Lembaga Survei Kedai Kopi pada hari Kamis, 24 Juni 2021 /BPKN RI/

PRIANGANTIMURNEWS- Lembaga Survei Kedai Kopi baru saja menggelar Diskusi secara Terbatas secara virtual pada hari Kamis, 24 Juni 2021.

Diskusi dengan tema “Mencari Yang Terbaik Bagi Pendidikan Indonesia di Saat Pandemi baik Tatap Muka atau Tetap Daring?” tersebut, menghadirkan beberapa pemateri dari berbagai elemen.

Para Pemateri tersebut adalah H. Syaiful Huda selaku Ketua Komisi X DPR RI, Megawati Simanjuntak Komisioner BPKN RI, dr. Daeng M. Faqih, sebagai Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Dr. Unifah Rosyidi, selaku Ketua PB Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), dan Kunto Adi Wibowo, selaku Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedai Kopi.

Baca Juga: Pelaku Pemukulan Terhadap Perawat Puskesmas Pameungpeuk Ditangkap Polisi

Kunto Adi Wibowo membuka diskusi tersebut dengan memaparkan hasil survei yang menyatakan bahwa masyarakat Indonesia lebih menyukai kata-kata Sekolah Online pada perbincangan media sosial, di mana Istilah sekolah online tersebut paling banyak digunakan di Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Gorontalo, dan Papua Barat. Sedangkan di Papua, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, lebih banyak menggunakan istilah sekolah tatap muka.

Lembaga Survei Kedai Kopi juga telah melakukan survei secara telephone sejak tanggal 15 hingga 23 Juni 2021 kepada 1.062 responden di 34 provinsi dengan menanyakan “Apakah Anda Setuju Jika Sekolah Mulai Melaksanakan PTM?”. Hasilnya: 41 persen menyatakan setuju dan 59 persen menyatakan tidak setuju.

Dari hasil survei tersebut, jika dilihat dari perbedaan daerah asal resiko COVID-19, 43 persen orang yang tinggal di zona covid 19 resiko rendah menyatakan setuju, sedangkan 57 persen menyatakan tidak setuju dilakukan PTM.

Baca Juga: AS Berikan Hibah Pesawat Kecil Tanpa Awak UAV Boeing Insitu ScanEagle 2 ke Indonesia

Adapun di zona resiko sedang 38,4 persen menyatakan setuju dan 61,6 persen tidak setuju. Dan di zona resiko tinggi 41,9 persen menyatakan setuju dan 58,1 persen tidak setuju.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: BPKN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x