Pada zaman itu, merupakan hal yang lazim bagi orang-orang yang tinggal dilingkungan yang sama untuk menikah satu dengan yang lainnya.
Hal ini mengingat sangat sulit dan tidak terpikirkan untuk dapat bertemu dengan orang yang berasal dari luar daerah itu.
Kakek Soeharto dari pihak ayah bernama Kertoirono. Ia mempunyai dua anak, Kertoredjo (Ayah Soeharto) dan seorang anak perempuan yang bernama Prawirohardjo.
Dalam tradisi Jawa Tengah, adalah hal yang wajar bagi seorang pria untuk mengganti nama ketika menikah.
Oleh karena itu, Kertoredjo mengubah namanya menjadi Kertosudiro ketika menikah, menggunakan nama keluarga istrinya.
Kertosudiro bekerja sebagai petugas irigasi desa atau ulu-ulu. Jabatan itu termasuk tinggi bagi mereka yang tinggal di lingkungan pedesaan.
Ini dari Soeharto adalah anak dari Notosudiro, yakni bernama Sukirah. Perkawinan orangtua Soeharto berdasarkan perjodohan, di mana ayah Soeharto sebelumnya sudah pernah menikah dan mempunyai dua anak dari perkawinan sebelumnya.
Tahun 1921 bukanlah tahun yang menggembirakan, bukan pula saat yang menjanjikan kesejahteraan bagi penduduk kampung Kemusuk.