Namun lubang ini sebelumnya ditutup oleh lem.
Dokter forensik, Budi Suhendar mengatakan bahwa adanya lem di kepala jenazah Brigadir J bisa saja untuk memperbaiki suatu kerusakan jaringan.
Walau begitu, Budi tidak menjelaskan secara rinci perihal jenis lem yang umumnya digunakan dalam suatu otopsi.
Disisi lain temuan lem ini mengejutkan dokter forensik lainnya, karena biasanya luka hasil pemeriksaan forensik selalu dijahit tak pernah dilem.
Terlebih karena bentuknya seperti hendak ditutupi dengan rambut bagian belakang.
Temuan ini menimbulkan tanda tanya baru yakni mengapa kondisi kepala bagian belakang Brigadir J tidak diinfokan setelah proses otopsi pertama.
Alih-alih menjelaskan hal ini, polisi hanya menjelaskan luka di hidung Brigadir J akibat goresan peluru.
Padahal luka ini berasal dari dugaan tembakan dari arah belakang kepala yang menembus hingga ke hidung.
Sedangkan menurut kronologi yang disampaikan polisi, insiden penembakan terjadi secara berhadap-hadapan.